REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrowi meminta masyarakat untuk lebih mewaspadai munculnya paham radikalisme, seperti ajakan bergabung dengan kelompok ISIS. Salah satu lokasi yang harus diwaspadai adalah lingkungan kampus.
"Penekanan saya, terutama jangan sampai ajaran radikalisme tersebut muncul di kampus," ujarnya dalam forum dialog yang digelar civitas akademika IAIN Tulungagung di kampus mereka, Sabtu (14/3).
Pernyataan mantan Sekjen DPP PKB ini mengacu insiden 16 WNI di Turki, pekan lalu. Berdasar laporan intelijen, lanjut dia, dugaan keterlibatan sejumlah WNI dalam gerakan IS atau ISIS dilatarbelakangi masalah ekonomi serta faham radikalisme secara berlebihan.
"Kita semua harus ikut ambil bagian dalam mengawasi kemunculan ajaran radikalisme yang menyesatkan," katanya.
Untuk menghindari adanya upaya penyebaran paham radikalisme di kampus, Imam Nahrowi juga mengatakan akan mendukung program pelatihan yang diadakan di kampus.
Ia menilai daya pelatihan bisa menghindarkan mahasiswa dari upaya penyebaran radikalisme. "Kemenpora siap mendukung adanya program pelatihan," ucapnya.
Politikus PKB ini juga mengharapkan kampus bisa menjadi pusat fatwa Indonesia. Selama ini fatwa hanya dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia saja, padahal menurutnya dengan berbagai disiplin keilmuan yang ada, menurutnya kampus sudah saatnya bisa mengeluarkan fatwa.
"Kalau ada peristiwa yang berkaitan dengan agama sudah saatnya kampus yang mengeluarkan fatwa," tandasnya.