REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Banten, Rano Karno mengungkapkan, potensi kerawanan bencana kegagalan industri di Banten sangat besar. Untuk itu, perlu adanya antisipasi terjadinya bencana tersebut.
Menurut Rano, di Banten khususnya di Cilegon terdapat 78 pabrik kimia yang bisa saja sewaktu-waktu menimbulkan bencana. “Kalau pribahasa mengatakan sedia payung sebelum hujan,” katanya, Selasa (24/3).
Karena itu, Pemprov Banten sudah mengajukan Raperda tentang penanggulangan bencana kepada DPRD. Pengajuan tersebut untuk meminta persetujuan anggaran ataupun keleluasaan untuk menggunakan anggaran.
“Karena jika terjadi bencana, kita tidak bisa menunggu (Anggaran). Bukan hanya anggaran, tapi seperti relawan itu harus ada, jika terjadi bencana di luar Banten kita bisa kirim relawan itu, kan supaya ada anggarannya, ” terangnya.
Sedangkan saat ditanya berkenaan dengan anggaran yang tersedia saat ini, kata Rano, untuk dana APBD cadangan yang dialokasikan sebesar Rp 10 miliar. Dana itu digunakan seperti ketika terjadi bencana puting beliung yang harus diberikan bantuan awal. “Sedangkan jika untuk perbaikannya, itu perlu menunggu yang dilakukan SKPD terkait,”katanya.
Diketahui, sebut Rano, Banten ini secara nasional termasuk rawan bencana walaupun bukan satu-satunya provinsi. Akan tetapi, memang dari hasil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sudah cukup di maping.
“Untuk itu, tentu saja kita antisipasi jauh lebih besar bukan berarti sekarang tidak. Cuman potensi (bencana) saat ini sangat besar. Maka, perlu ada kajian kekuatan hukum untuk mengantisipasi itu.”