Rabu 25 Mar 2015 15:09 WIB

Penutupan Perbatasan Rafah Sulitkan Warga Sakit

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Palestinians wait to cross the border to the Egyptian side at Rafah crossing in the southern Gaza Strip, Sunday, Dec. 21, 2014.
Foto: AP/Adel Hana
Palestinians wait to cross the border to the Egyptian side at Rafah crossing in the southern Gaza Strip, Sunday, Dec. 21, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Warga Gaza semakin sulit mengakses perawatan medis karena penutupan perbatasan. Ditambah lagi infrastruktur yang buruk dan adanya krisis pangan.

Juru Bicara Kementrian Kesehatan Gaza Ashraf Alkdra mengatakan pengetatan perbatasan telah memperburuk kondisi kesehatan warga Gaza yang hidup dengan penyakit kronis. "Semakin kesini, kami tidak dapat memberikan mereka perawatan," ujar dia dilansir dari Al Jazeera, Selasa (24/3).

Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia wilayah Mediterania Timur, saat ini warga Jalur Gaza menghadapi pembatasan yang ketat untuk memperoleh perawatan medis di luar wilayah. Penutupan perbatasan Rafah oleh Mesir juga telah menghilangkan akses perawatan medis di luar Gaza untuk pasien perorangan.

Bulan lalu sebanyak 20 persen pasien mengajukan izin untuk melakukan perawatan medis di Israel. Namun, mereka tidak diberikan izin saat berada di pos pemeriksaan Israel Erez.

Israel memberlakukan embargo ketat di wilayah Gaza pada 2006 karena Hamas memenangkan pemilu dan mengambil alih kekuasaan di Gaza. Embargo dan tiga kali perang melawan Israel di Gaza sejak 2009 telah mempengaruhi hidup warganya.

Kemungkinan perbatasan Gaza akan tetap ditutup setelah PM Benjamin Netanyahu mendapatkan kemenangan pada pemilu pekan lalu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement