Selasa 31 Mar 2015 16:35 WIB
Situs Islam Diblokir

Muhammadiyah: Tidak Semua Situs Islami Radikal

Juru bicara perwakilan situs islam Mahladi (kanan) berbicara saat audiensi Kominfo, BNPT dan Kemenag kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (31/3).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Juru bicara perwakilan situs islam Mahladi (kanan) berbicara saat audiensi Kominfo, BNPT dan Kemenag kantor Kominfo, Jakarta, Selasa (31/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penutupan situs-situs Islami oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika merupakan langkah yang kurang cermat karena tidak semua situs itu mengajarkan radikalisme.

"Media-media yang namanya tercantum dalam surat Kominfo dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak semuanya berisi tentang radikalisme," kata Anggota Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah Mustofa B Nahrawardaya, Selasa (31/3).

Menurut Mustofa, terdapat beberapa situs yang banyak berisi ilmu Islam sebagai rahmat untuk alam semesta, bukan tentang kekerasan ataupun mendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Dan manfaatnya lebih banyak ketimbang madharatnya. Maka dari itu, menutup situs-situs Islam yang 'rahmatan lil alamin' dengan alasan radikalisme jelas tidak bisa dibenarkan," kata Mustofa.

Penutupan situs itu, kata dia, cenderung bermakna memberangus sumber-sumber berita dan sumber kajian Islam daripada mencegah radikalisme dan terorisme.

Padahal terdapat situs-situs antiradikalisme yang justru diblokir oleh Kominfo. Dia mencontohkan laman hidayatullah.com, muslimdaily.net dan dakwatuna.com merupakan situs yang antiISIS.

"Selain penetapan daftar nama situs yang tidak cermat dan hampir semua situs bernafaskan Islam diberangus, alasan penutupan juga tidak mempertimbangkan aspek edukasi," katanya.

Dia meminta pemerintah tidak tergesa menutup sebuah situs.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement