REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Surabaya Kombes Setija Junianta meyakini penggantinya pasti lebih baik memimpin, sekaligus mampu bekerja sama dengan pemangku kepentingan setempat.
"Saya yakin Kapolrestabes nantinya jauh lebih baik, termasuk koordinasi dengan 'stakeholder' (pemangku kepentingan) Surabaya seperti pemerintah kota dan TNI," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Jatim, Jumat (3/4).
Berdasarkan TR Wakapolri tertanggal 2 April 2015, Setija Junianta dimutasi ke Kalemdiamas Bin Kermadiamas STIK Lemdikpol, dan digantikan AKBP Yan Fitri Halimansyah yang sebelumnya menjabat Kabagumum Rorenmin Lemdikpol.
Setija termasuk dalam 15 nama pejabat utama Polda Jatim dan Polres Jajaran yang menjalani rotasi berdasarkan tiga TR Wakapolri nomor ST/735/IV/2015 tertanggal 2 April 2015, TR nomor ST/736/IV/2015 tanggal 2 April 2015, dan TR nomor ST/737/IV/2015 tanggal 2 April 2015.
Menurut dia, selama menjadi orang nomor satu di kepolisian Surabaya, pengalaman paling berkesan adalah pengamanan penutupan Lokalisasi Dolly pada Juni 2014.
"Penutupan lokalisasi membutuhkan pengamanan ekstra dan tidak seperti biasanya. Apalagi menjadi fenomenal dan sorotan atau perhatian dunia. Syukurlah semua berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti," tukas mantan Kapolres Metro Jakarta Barat tersebut.
Setija Junianta resmi menjabat Sikatan-1 (sebutan Kapolrestabes Surabaya) sejak Mei 2013 dan akan mengakhirinya pada pertengahan April 2015.
Selain pengamanan penutupan lokalisasi, selama kepemimpinannya Polrestabes Surabaya dikenal pencetus program yang meningkatkan citra polisi dengan layanan inovatifnya, salah satunya yang utama yakni car free night atau malam bebas kendaraan selama dua tahun baru berturut-turut.
"Alhamdulillah, dengan adanya kegiatan bebas kendaraan pada malam tahun baru, angka kecelakaan nihil dan kemacetan bisa ditekan. Semoga ke depan program semacam ini masih ada, bahkan lebih baik lagi pengembangannya," ujarnya.
Kemudian, pengalaman pengamanan pesta demokrasi terbesar juga dinilainya sebuah pengalaman berkesan, yakni pengamanan Pemilihan Gubernur Jatim 2013, Pemilihan Umum Legislatif 2014, serta Pemilihan Presiden RI 2014.
"Anggota kepolisian di Surabaya juga sangat luar biasa melaksanakan sesuai tugas, pokok dan fungsinya. Kepada warga Surabaya, saya mohon doa restu bertugas di tempat lain dan semoga jalinan silaturahim tetap terjaga," tuturnya sembari meminta maaf jika terdapat kesalahan selama menjabat.
Sementara itu, Wakapolda Jatim Brigjen Suprojo WS juga termasuk dalam TR dan dimutasi ke Kapusjarah Polri dan digantikan Brigjen Eddy Hariyanto yang sebelumnya menjabat Kapusjarah Polri.
Begitu juga dengan Kapolres Ngawi, Kapolres Gresik, Kapolres Bojonegoro, Karo Ops Polda Jatim, Direktur Pam Obvit Polda Jatim, Kabid TI Polda Jatim, Kapolres Blitar, Kapolres Ponorogo, Kapolres Pasuruan, Kapolres Bangkalan, Kapolres Batu, Kapolres Pasuruan Kota, serta Kapolres Madiun Kota.
"Mutasi ini hal biasa sebagai bentuk penyegaran di tubuh Polri," kata Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono.
Chandra HN