Sabtu 04 Apr 2015 16:50 WIB

Konflik Golkar Dinilai Masih Panjang‎

Rep: C26/ Red: Ilham
Ketua DPR Setya Novanto ( kanan) menyimak pembacaan putusan sela PTUN oleh Sekjen Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie , Idrus Marham (kiri) disaksikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah), Jakarta, Kamis (2/4).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Ketua DPR Setya Novanto ( kanan) menyimak pembacaan putusan sela PTUN oleh Sekjen Partai Golkar kubu Aburizal Bakrie , Idrus Marham (kiri) disaksikan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah), Jakarta, Kamis (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Komite Pemilih Indonesia (TEPI), Jeirry Sumampow memprediksi konflik yang mendera Partai Golongan Karya (Golkar) masih panjang.

"Ya, saya prediksi kisruh Golkar ini masih akan sangat panjang nantinya,"‎ kata Jeirry kepada Republika, Sabtu (4/4).

Menurut dia, sangat terbuka kemungkunan Ketua Umum Golkar Munas Ancol menggugat putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta. Ini tentunya akan semakin memperlebar konflik internal di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Ia mengatakan, masing-masing pihak mengklaim dirinya berhak atas posisi dalam kepengurusan Golkar. Baik itu kubu Agung ataupun kubu Aburizal Bakrie. Hal itulah yang membuat penyelesaiannya sangat sulit.

Konflik Golkar sudah melalui banyak babak. Pasca perebutan kursi pemimpin, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengesahkan Agung sebagai ketua umum. Tak terima dengan keputusan Yasonna, kubu Ical ajukan gugatan SK tersebut ke PTUN. Putusan sela PTUN dikeluarkan Rabu (1/4) kemarin dengan isi menunda SK Menkumham.

Keputusan itu membuat kubu Agung tidak bisa melakukan tindakan atas nama Golkar, seperti yang dilakukan sebelum putusan ini. Saat ini, kepemimpinan Golkar diklaim kembali ke Kepemimpinan hasil Munas Riau dengan Ical sebagai Ketua Umum.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement