REPUBLIKA.CO.ID, SUNGAILIAT -- Kapolres Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, AKBP I Bagus Rai menginstrusikan personel polisi yang melakukan pengawasan ujian nasional (UN) tingkat SLTA sederajat untuk berpakaian preman atau bebas pantas.
"Dengan berpakaian preman atau bebas pantas, dimaksudkan agar polisi yang melakukan pengawasan atau pengamanan di sekolah tidak menganggu konsentrasi siswa peserta UN," kata Kapolres melalui Kabag Ops Polres Bangka, Kompol Joko Isnawan di Sungailiat, Senin.
Ia mengatakan, pakaian preman bagi personel polisi yang melakukan pengawasan atau pengamanan di lokasi UN merupakan tindak lanjut resmi arahan dari Mabes Polri. "Memakai pakai preman bagi polisi yang mengawasi UN merupakan tindak lanjut dari arahan resmi dari Mabes Polri ke Polres Bangka," katanya
Menurut dia, personel polisi di masing-masing sekolah penyelenggara UN ditempatkan satu sampai empat personel atau disesuaikan dengan kebutuhan, jika dianggap aman hanya ditempatkan satu orang personel polisi.
"Pengawasan pelaksanaan UN dilakukan hanya di luar ruang ujian atau halaman sekeliling sekolah, karena tidak diberbolehkan masuk dalam ruang ujian," katanya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka, Padli, mengatakan bahwa yang diperbolehkan masuk ruang ujian adalah pengawas ujian.
"Selain pengawas ujian dilarang masuk ruang ujian termasuk juga kepala sekolah maupun polisi yang melakukan penjagaan, karena dikhawatirkan dapat menganggu konsentrasi peserta ujian," katanya.
Menurut dia, pelaksanaan UN tingkat SMA sederajat pada hari pertama di daerahnya yang diikuti oleh lebih dari 1.000 siswa berjalan dengan lancar termasuk tidak ditemukannya soal ujian maupun lembar jawaban yang rusak.
"Hasil pantuan di lapangan, pelaksanaan UN berjalan dengan lancar termasuk tidak ditemukannya soal maupun lembar jawaban peserta yang rusak, dan kalaupun ada yang dirusak akan segera diganti oleh panitia," katanya.