REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Polres Garut AKBP Arief Rachman membantah adanya pos pelatihan anggota "Islamic State of Iraq and Syria:ISIS" di Kabupaten Garut, Jawa Barat, seperti yang diungkapkan anggota DPRD Garut tentang adanya indikasi keberadaan pos tersebut.
"Hingga sejauh ini, tidak ditemukan adanya pos maupun pergerakan radikalisme dan terorisme di Kabupaten Garut, termasuk kelompok ISIS," kata Arief kepada wartawan, Rabu (15/4).
Arief menjelaskan jajarannya telah melakukan berbagai upaya pencegahan, bahkan pengamatan, pemantauan untuk antisipasi jika ada dugaan keberadaan ISIS di Garut.
"Selama ini kami telah melakukan pengamatan, pemantauan, dan penyelidikan," katanya.
Arief menambahka Garut sebelumnya pernah ramai dengan beredarnya informasi di website yang menampilkan foto berisi dukungan terhadap ISIS dari sejumlah orang di Garut.
Namun unggahan foto itu, kata dia, tidak dapat dibuktikan kebenarannya dari Garut, bahkan sekarang situsnya sudah ditutup. "Diduga tampilan pada website tersebut mengenai ISIS sekedar ulah pihak tertentu yang mencari sensasi dan menimbulkan provokasi," katanya.
Arief menegaskan Kepolisian Garut terus melakukan upaya dengan menggelar beberapa deklarasi anti-ISIS bersama instansi-instansi di Garut serta elemen-elemen masyarakat dengan kerjasama Pemerintah, TNI, dan masyarakat.
"Kami juga telah dan akan terus mengimbau warga agar tidak terprovokasi informasi-informasi mengenai ISIS yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," katanya.
Pernyataan indikasi pos pelatihan anggota ISIS itu disampaikan Ketua Pansus II DPRD Garut Dudeh Ruhiyat kepada sejumlah wartawan di Garut terkait pergi studi banding ke Bali mengenai rawan serangan teroris.
Dudeh menyampaikan berdasarkan pertimbangan itu maka 10 anggota DPRD Garut pergi ke Bali dengan alasan adanya indikasi keberadaan pos pelatihan anggota ISIS di wilayah Garut.