REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komunitas dan ormas "Ibu-Ibu Bandung" dari kelompok majelis taklim dan sejumlah perusahaan mendeklarasikan komitmen ikut menjaga dan mengurus Kota Kembang. Menurut mereka, tanggung jawab memelihara kota bukan hanya urusan pemerintah.
"Saya apresiasi atas inisiatif ibu-ibu, yang dengan semangatnya mau merawat Bandung. Karena yang paling penting semangat kebersamaannya harus tetap erat," kata Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Selasa (28/4).
Penyampaian komitmen itu disampaikan di Pendopo Wali Kota Bandung sekaligus menyampaikan beberapa masukan dan inisiatif dalam mendukung program pembangunan Kota Bandung. Inisiatif komunitas para wanita itu dilatarbelakangi acara Konferensi Asia-Afrika beberapa hari lalu.
Meski acara tersebut sukses, namun mereka prihatin atas rusaknya berbagai fasilitas kota pasca KAA, seperti kursi yang patah, bunga-bunga yang mati, serta sampah yang berserakan. Komunitas itu akan membantu menertibkan Bandung, terutama di Jalan Asia-Afrika.
Mereka menyumbangkan bunga-bunga dan pot, mendatangkan tukang sampah, tukang kebun, tukang pel trotoar, serta membantu dalam bidang kedisiplinan dibantu Satpol PP Kota Bandung.
"Setiap komunitas dibagi dalam berbagai bidang seperti relawan kebersihan, relawan disiplin dan 'fund raising'. Kami berkomitmen untuk menjaga apa yang sudah kita perbaiki, sudah kita indahkan," kata Tim Penggerak PKK Kota Bandung Atalia Praratya.
Perkumpulan ini sementara dinamakan Binangkit yang dalam bahasa Sunda berarti atau kurang lebih perempuan harus segala bisa. Komunitas itu memulai aksinya pada Selasa (28/4).