Ahad 03 May 2015 20:53 WIB

'Alam Bali Sudah Rusak Berat'

Panorama di Bali, ilustrasi
Panorama di Bali, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Ketua Pusat Penelitian Subak Universitas Udayana Wayan Windia mengkhawatirkan alih fungsi lahan pertanian di Bali yang terus berlanjut tanpa upaya pengendalian yang tuntas. Alih fungsi tersebut akan menimbulkan banyak masalah.

"Bagaimana jadinya wajah alam Pulau Bali kalau semua petani mengalihfungsikan lahan sawahnya, lalu di lahan itu dibangun berbagai bangunan beton," kata Windia yang juga guru besar Fakultas Pertanian Unud di Denpasar, Ahad (3/5).

Ia mengatakan, kondisi demikian akan mengakibatkan biaya yang cukup besar untuk mengendalikan banjir, mencegah erosi, membersihkan udara, dan dana untuk mengimpor bahan makanan serta berbagai implikasi sosial lain.

Di Bali saat ini luas sawah telah terkonversi sekitar 750-1.000 hektare pertahun. Sawah yang masih ada sekitar 81 ribu hektare. Banyak subak di Bali sudah lenyap karena tidak memiliki lahan sawah.

Berkurangnya luas sawah sebesar itu menandakan Bali telah kehilangan beras sekitar 6.000 ton pertahun. Sementara itu penduduk Bali terus meningkat. Bahkan Kota Denpasar dan Kabupaten Badung tumbuh empat-lima persen pertahun.

Penduduk Bali tercatat hampir empat juta jiwa. Turis yang datang ke Bali juga mendekati empat juta orang pe tahun. Mereka itu memerlukan makan, minum dan ingin selalu melihat pemandangan alam yang teduh.

Windia mengingatkan semua itu kini sudah tidak lagi dapat dilayani dan dipenuhi oleh alam Bali. Alam Bali sudah rusak berat. Hal itu ditandai dengan kemacetan lalu lintas di mana-mana, intrusi air laut, banjir, tindak pidana dan danau terkontaminasi.

Jadi, rusaknya sawah dan subak di Bali, tidak saja berpengaruh pada ketersediaan bahan makanan, pemandangan alam, dan media kultural. Namun juga berpengaruh terhadap semakin berkurangnya minat wisatawan asing datang ke Pulau Dewata.

Hal yang paling penting adalah semakin berkurangnya referensi tentang keteladanan, demokratisasi, harmoni-kebersamaan, dan persatuan-kesatuan bangsa.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement