REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang kuartal I 2015 PT Bank Mandiri (Persero), Tbk. telah menyetujui kredit infrastruktur yang diajukan BUMN sebesar Rp 9 triliun. Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan berdasarkan pengalaman, realisasi proyek biasanya dilaksanakan pada kuartal berikutnya.
Beberapa pengajuan kredit yang disetujui antara lain ekspansi bandara di Semarang, pembangunan jalan tol Semarang-Kertosono, proyek pelabuhan di Belawan, pembangunan kereta api bandara, serta pembaruan lokomotif kereta api. Ia mengatakan jika belanja pemerintah pada kuartal pertama terganjal reorganisasi, maka lain halnya dengan BUMN. "Belanja BUMN lebih cepat daripada pemerintah yang harus mengurus administrasi perubahan nomenklatur," jelasnya.
Menurutnya aplikasi kredit yang diterima bank mampu memulihkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pelambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama menurutnya tak perlu disikapi berlebihan karena secara umum perekonomian dunia juga sedang melemah.
Pertumbuhan ekonomi 4,7 persen di kuartal pertama masih lebih baik daripada negara-negara lain di kawasan. "Tidak ada yang istimewa karena ekonomi global memang sedang melambat," kata Budi.
Budi membandingkan perlambatan saat ini masih lebih baik daripada ketika 2008. Pada 2008-2009 GDP Indonesia merosot dari 6,2 persen ke 4,5 persen. Baru pada 2010 pertumbuhan ekonomi naik lagi di atas 6 persen.
"Karena memang perlambatan jadi jangan jor-joran berambisi tumbuh," ujarnya. Meski demikian ia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus tumbuh ke arah positif.
Ia menerangkan target pemerintah yang menginginkan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen masih masuk akal. Jika target yang dipasang terlalu tinggi justru akan memengaruhi kepercayaan publik. Ekspektasi yang tidak tercapai akan membuat masyarakat kecewa.