REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Sebanyak 454 warga Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, mengungsi ke tempat yang lebih aman akibat erupsi Gunung Karangetang, Jumat (8/5). Sejak pagi hari warga masih terus dihantui ketakutan akan letusan susulan.
"Letusan yang terjadi berupa guguran lava dan semburan abu vulkanik yang menghasilkan awan panas pada Kamis (7/5) hingga Jumat (8/5) hari ini," kata Gubernur Sulut, Sinyo H Sarundajang di Manado, Jumat (8/5).
Ia mengatakan, pemerintah daerah prihatin dengan bencana meletusnya Gunung Karangetang yang menyebabkan ratusan warga dari beberapa desa dan keluarahan mengungsi ke tempat yang lebih aman. "Pemerintah daerah mengimbau kepada warga yang tinggal di Pulau Siau tetap mengantisipasi ancaman datangnya luncuran material panas yang bisa saja menjangkau wilayah permukiman," katanya.
Wagub Sulut Djouhari Kansil mengatakan, Pemprov Sulut terus melakukan pemantauan sekaligus berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten, badan penanggulangan bencana daerah, Camat Siau Timur Selatan dan Camat Siau Timur. Pihaknya telah meminta Pemkab Sitaro segera mengevakuasi warga yang terdampak dari semburan abu vulkanik tersebut.
"Mereka sudah menindaklanjutinya," ujarnya.
Sebanyak 454 warga yang diungsikan itu, antara lain ke Gereja Tampuna Tarorane (99 jiwa), Gereja Basaha Tatahadeng (106), Gereja Mesias Sawang (161), dan Gereja Bandil (88). Kansil menyebutkan, dari laporan yang diterima Jumat pagi, semburan abu vulkanik panas mulai mereda, meski begitu warga masih diharapkan bersiaga dan tidak beraktivitas di daerah rawan karena masih berpeluang terjadi letusan susulan.