REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Dr. Drs. Ricardi S. Adnan, M.Si mengungkapkan, gejala globalisasi membuat orang dengan mudah bisa meninggalkan negaranya untuk mencari peruntungan di negara lain. Entah itu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan ataupun skil yang mereka miliki.
“Begitu pun dalam dunia hiburan, orang luar ada di sini, orang kita pun juga bisa menghibur di luar negeri. Termasuk juga dalam fasilits prostitusi ini yang masuk dalam gejala globalisai,” kata dia saat dihubungi ROL, Ahad (10/5) malam.
Namun, lanjut dia, yang harus kita perhatikan bukan lah masalah globalisasi tersebut, melainkan perkembangan yang tidak bisa membendung perkembangan global. Yang lebih penting menurutnya adalah bagaimana kita mempertahankan identitas, karakter atau pun moralitas yang sesuai dengan niali-nilai dan budaya bangsa Indonesia.
"Penyelesaiannya adalah bagaimana kita berhubungan dengan lingkungan, pengetahuan atau pun pergaulan yang sesuai dengan nilai bangsa kita," kata dia.
Sebelumnya, RA mucikari yang memasok perempuan tarif atas ditangkap oleh Polres Jaksel di sebuah hotel bintang lima. Ia ditangkap bersama seorang artis berinisial AA. Keduanya tertangkap melakukan praktik prostitusi.
Bedanya, praktik ini mematok harga yang fantastis. RA juga menyediakan perempuan dengan jaminan kelas atas, seperti artis AA bertarif Rp 80 juta-200 juta sekali short time (3 jam). Konsumen RA pun tak hanya orang berduit di Jakarta saja tetapi hingga mancanegara.