REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pria yang biasa menggunakan jasa pekerja seks komersil (PSK) disebut memiliki perilaku menyimpang. Menurut Psikolog Klinis, Rudy Adriadi Pratama, pelanggan PSK seharusnya lebih bisa menerima pasangan sahnya.
“Kalau mereka sudah punya pasangan sah tapi masih menggunakan PSK untuk memenuhi kebutuhan seksualnya, berarti ini merupakan masalah,” kata Rudy, Selasa (12/5). Menurutnya, jika masih banyak laki-laki yang memakai PSK pasti latar belakang hubungan dengan pasangan sahnya tidak sepenuhnya baik.
Namun jika beralih kepada gaya hidup, menurut Rudy nilai fantastis yang dibayar kepada PSK artis, menandakan adanya pengaruh terkait kebanggan dari si pria jika bisa membayar PSK dengan harga mahal.
Guna mengantisipasi dan menghentikan perilaku tersebut, diakui Rudy sangat tidak mudah. “Semua dikembalikan kepada diri sendiri untuk mempunyai kesadaran, karena hal tersebut menyimpang dari norma ketimuran kita,” ucap Rudy.
Karenanya, masih menurut Rudy, pemakai PSK harus fokus terhadap cara mengontrol dirinya dalam memenuhi kebutuhan seksualnya. Tentu untuk mengontrol perilaku tersebut harus bersama pasangan resmi bukan PSK.