REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dan Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Arie Putra mengungkapkan, artis yang terlibat prostitusi rata-rata kelas menengah ke bawah. Namanya pun jarang didengar masyarkaat. Sementara, lanjut dia, ada tuntutan gaya hidup yang sangat besar untuk bisa memasuki lingkaran artis kelas A.
“Misalkan untuk artis yang level A itu mau beli mobil Lamborghini atau Ferrari itu gampang. Tapi, bagi yang kelas menengah ke bawah kan sulit juga,” kata dia kepada ROL, Selasa (12/05).
Menurutnya, terlibatnya artis kelas menengah ke bawah dalam praktek prostitusi bukan hanya tuntutan. Tetapi kebutuhan untuk bisa mengimbangi gaya hidup artis kelas atas.
Tak hanya itu, di level bakat dan kapasitas, merek juga tidak sebagus artis papan atas yang memiliki bakat alamiah. Tak jarang juga mereka hanya memanfaatkan badan bagus untuk bisa mengimbangi gaya hidup artis kelas A.
“Karena konsumen kan mikir juga kalau artis-artis itu sekali pun kelas B, bukan PSK yang menjual tubuhnya di pinggir jalan,” tambah Arie.
Sebelumnya, RA mucikari yang memasok perempuan tarif atas ditangkap oleh Polres Jaksel di sebuah hotel bintang lima. Ia ditangkap bersama seorang artis berinisial AA. Keduanya tertangkap melakukan praktik prostitusi.
Bedanya, praktik ini mematok harga yang fantastis. RA juga menyediakan perempuan dengan jaminan kelas atas, seperti artis AA bertarif Rp 80 juta-200 juta sekali short time (3 jam). Konsumen RA pun tak hanya orang berduit di Jakarta saja tetapi hingga mancanegara.