Kamis 14 May 2015 22:19 WIB

Menkeu Optimis Ekonomi Indonesia Terus Tumbuh

Pembangunan ekonomi Indonesia
Foto: ANTARA
Pembangunan ekonomi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro meyakinkan pelaku pasar modal bahwa pemerintah tetap optimistis terhadap perekonomian Indonesia yang masih berpotensi mengalami pertumbuhan.

"Pemerintah memberikan 'confidence'. Sekarang kita lakukan itu, untuk menciptakan kepercayaan pasar, tidak hanya agar investasi asing masuk tapi siapapun, yang penting semua orang tidak kehilangan harapan bahwa kita masih berpotensi untuk tumbuh cukup tinggi," ujar Bambang Brodjonegoro usai diskusi dengan pelaku pasar modal di Jakarta, Rabu (13/5) malam.

Ia mengatakan bahwa pemerintah akan berusaha untuk tetap mencari pertumbuhan yang di atas 5 persen, salah satunya dengan mengejar pencapaian target penerimaan pajak dan penyerapan anggaran yang lebih cepat pada paruh kedua tahun ini.

"Belanja kementerian kan sudah dianggarkan tinggal dieksekusi, kuncinya tinggal dieksekusi saja. Pemerintah akan mendorong investasi terutama melalui APBN BUMN dan swasta," ucapnya.

Ia mengemukakan bahwa outlook perekonomian Indonesia pada tahun 2015 ini sebesar 5,4 persen. Upaya untuk memperbaiki transaksi berjalan juga termasuk menjadi salah satu fokusnya.

"Tadi saya update kenapa pertumbuhan ekonomi 'slowdown', poinnya memberi info selengkap-lengkapnya kepada pelaku pasar agar mereka tidak 'nervous' dan bertanya-tanya apakah kita punya strategi yang bagus atau tidak. Salah satu kuncinya, investasi untuk mendongkrak pertumbuhan ke arah angka itu," paparnya.

Direktur Utama BEI Ito Warsito menambahkan bahwa pelaku pasar cukup optimis pertumbhan ekonomi di 5,4 persen, walaupun pada kuartal pertama sebesar 4,7 persen.

"Lembaga dana moneter internasional (IMF) memperkirakan 5,2 persen, kisaran antara target IMF dan pemerintah masih cukup tinggi. Investor jang panik, pemerintah harus melakukan langkah rill untuk menciptakan pertumbuhan, mendorong peningkatan investasi, peraturan yang baik," ujarnya.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah memiliki belanja infrastruktur sebesar Rp200 triliun. Pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur melalui penyaluran penyertaan modal negara (PMN) kesejumlah BUMN.

"PMN BUMN dalam bentuk 'right issue', itu untuk mendorong BUMN melakukan 'leverage', sehingga hasil yang diperoleh lebih tinggi," katanya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement