Kamis 21 May 2015 06:36 WIB

Kesan Warga India Saat Melakukan Umrah

Rep: C30/ Red: Ilham
Situs Suci umat Islam, Kabah, tempat menunaikan ibadah haji dan umrah.
Foto: Reuters
Situs Suci umat Islam, Kabah, tempat menunaikan ibadah haji dan umrah.

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Khaled Abu Bakar merupakan warga India yang tidak pernah bosan berkunjung ke tanah suci Makkah dan Madinah. Dia seperti terpanggil oleh perasaan bahagianya yang tidak dapat digambarkan saat berada di sana.

“Saya benar-benar menikmati perjalanan setiap saya berada di Makkah ataupun Madinah,” ujar Abu Bakar dilansir dari laman Arab News, Kamis (21/5).

Menurut Abu Bakar, hanya orang-orang terpilihlah yang dapat memenuhi panggilan Allah untuk berkunjung ke tanah suci ini. Abu Bakar merasa beruntung sekali, sudah menapakkkan kakinya di tanah Saudi Arabia itu. Menurutnya, ini merupakan suatu berkah dan kehormatan yang ia dapat dari Allah SWT.

Selain umrah, Abu Bakar juga menghabiskan waktu untuk juga bekerja di sana, sehingga ia merasa begitu dekat dengan tradisi masyarakat Arab Saudi. “Saudi adalah tempat orang-orang damai dan baik,” kata Abu Bakar.

Kebaikan mereka selalu tercermin dalam keramahan tutur katanya. Bahkan para penjual tidak temukan berbicara kasar. “Mereka akan melakukan semua yang mereka bisa untuk menjamu pengunjungnya,” kata Abu Bakar.

Istilah tamu adalah raja sangat kuat di tanah Saudi. Mereka memperlakukan tamu bak raja yang benar-benar harus dilayani degan baik, ramah, juga istimewah.

Selain keramahan orang-orangnya, Abu Bakar tidak bisa berbenti berdecak kagum pada dua bangunan yang mengesankan yang berada di tanah Saudi, yaitu masjid yang berada di Makkah dan Madinah. Saat di Madinah, Abu Bakar juga mengunjungi masjd Quba dan masjid Qiblatain. Untuk perjalanannya ini, Abu Bakar menghabiskan 65.000 rupe Indiab pada paket umroh 15 hari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement