REPUBLIKA.CO.ID, BAUBAU -- Isu adanya beras sintesis yang dibeli oleh Warga Kelurahan Batulo, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) dari pedagang beras, telah meresahkan warga di kota tersebut.
"Saya dengar ada warga Batulo yang membeli beras satu karung ukuran 50 kilogram dari pedagang. Setelah karung beras tersebut dibuka, ternyata isinya beras sintesis," kata warga Kelurahan Bone-Bone, Ny Endang, (43) di Baubau, Ahad (24/5).
Bila informasi itu benar kata dia, maka warga Kota Baubau saat ini sedang dalam ancaman bahaya dari beras yang mengandung bahan berbahaya tersebut.
"Seperti yang kita lihat dan saksikan pada pemberitaan media massa, bahwa beras sintesis bentuk dan warnanya mirip dengan beras asli sehingga sulit dikenali warga," katanya.
Jika beras tersebut sempat dibeli konsumen dan dikonsumsi kata dia, maka dapat dipastikan nasi dari beras tersebut bisa membahayakan keselamatan jiwa konsumen.
Oleh karena itu kata dia, pemerintah harus bertindak cepat mengatasi masalah tersebut dan memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa di peredaran beras sintetis sudah teratasi. "Kami harapkan pemerintah jaminan bahwa beras sintesis tidak lagi beredar di kota ini," kata Endang.
Keterangan yang sama juga disampaikan warga Bone-Bone lainnya, Ny Harsiah (44).
Menurut dia, jika beras sintetis benar-benar beredar di pasaran, maka konsumen bukan hanya dirugikan secara materil melainkan juga secara fisik kalau sampai mengkonsumsi keras sintesis.
"Sebagai konsumen, saya khawatir dengan isu beredarnya beras sintetis itu, karena siapa pun bisa menjadi korban dari beras tersebut," katanya.