Rabu 27 May 2015 10:30 WIB

Pemudik Berharap tak Tersiksa Kemacetan di Jalur Pantura

Tol Cipali diharapkan memecah kemacetan di jalur Pantura.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Tol Cipali diharapkan memecah kemacetan di jalur Pantura.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemudik Lebaran 2015 atau 1436 Hijriah diharapkan tak akan lagi tersiksa oleh kemacetan parah di jalur pantai utara khususnya saat keluar dari pintu tol Cikampek menuju Cirebon, Jawa Barat.

Selama ini kemacetan parah terjadi antara lain disebabkan adanya pertigaan Jomin, Jawa Barat, yang jaraknya tak terlalu jauh dari pintu tol Cikampek. Selepas dari Jomin pemudik pun belum bisa bernafas lega karena kemacetan terus terjadi hingga jelang Cirebon.

"Sudah tiga tahun terakhir ini saya mengalami kemacetan luar biasa di sepanjang jalur pantura itu saat mudik. Bayangkan saja untuk jarak Jakarta ke Semarang yang normalnya antara 8-9 jam bisa ditempuh seharian saat arus mudik lalu," kata Bambang Kusnadi, warga Jakarta yang jika mudik Lebaran selalu pulang ke ibu kota Provinsi Jawa Tengah tersebut.

Dia mengaku, sekalipun dirinya dan keluarga tersiksa alami kemecatan saat mudik setiap tahunnya, namun tak membuat dirinya kapok mudik karena memang harus bersilaturahim dengan salah satu orang tuanya, mertua, serta saudara-saudaranya di Semarang dan Ungaran.

Untuk menghindari kemacetan dengan menggunakan kereta api atau pesawat terbang, dirinya mengaku terlalu mahal dan tidak efisien karena jika tak membawa mobil dari Jakarta, saat di kampung halaman tak ada kendaraan untuk keliling berkunjung ke sanak saudara.

"Oleh sebab itu saya menyambut baik pembangunan jalon tol Cikapali yang diharapkan selesai sebelum Lebaran tahun ini. Setidaknya kemacetan parah seperti tahun-tahun lalu tak terjadi lagi," katanya berharap.

Harapan serupa disampaikan pula oleh Heri Sasongko yang setiap tahun selalu mudik ke Pati, Jawa Tengah. Kemacetan parah yang terjadi setiap mudik Lebaran tak membuat dirinya jera untuk mudik bersama keluarga untuk berkunjung ke kampung halamannya.

"Kebetulan saya anak terkecil dari empat saudara dan masih ada ibu di Pati, Jawa Tengah. Jadi saya harus mudik ke Pati kalau Lebaran untuk bersilaturahim," katanya.

Pengalaman terparah saat dirinya mudik terjadi pada 2013. Saat itu mobil yang dikendarai nyaris tak bisa bergerak di kawasan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, akibat kepadatan arus kendaraan sehingga harus berhenti total hingga empat jam.

Dia menggambarkan saat itu dirinya yang mudik dua hari menjelang Lebaran, lalu lintas di Pantura sangat padat baik oleh kendaraan roda empat dan roda dua sehingga nyaris tak bergerak. "Kita mau mengisi bensin di SPBU saja sampai tidak bisa masuk karena SPBU sudah dipenuhi oleh sepeda motor dan mobil yang istirahat," katanya.

Heri pun berharap keberadaan tol Cikapali tidak lagi menimbulkan kemacetan parah seperti tahun-tahun sebelumnya di jalur Pantura, sehingga pemudik tak lagi terlalu terlambat sampai tempat tujuan.

"Mungkin kemacetan masih terjadi walau ada tol Cikapali mengingat setiap tahun begitu banyak pemudik yang melintas di jalur pantura. Tapi dengan adanya tol tersebut setidaknya kemacetan parah tak lagi terulang," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement