REPUBLIKA.CO.ID, LONDON--Sepp Blatter terpilih sebagai presiden FIFA akhir pekan lalu. Ia didaulat menjadi presiden setelah rivalnya Pangeran Ali mundur sebelum masuk ke pemilihan putaran kedua. Pada putaran pertama, Blatter unggul mutlak 133 suara berbanding 73 milik Pangeran Ali.
Daily Mail memberitakan bahwa 18 dari 133 suara Blatter itu didapatkan dari anggota UEFA yang 'membelot'. Sebelumnya UEFA menyerukan kepada federasi yang tergabung di dalamnya untuk tidak memilih Blatter, tapi diduga tak semua mematuhinya.
Prancis, Spanyol dan Rusia diduga di antara negara yang 'berkhianat' dari kesepakatan untuk menggulingkan sosok incumbent itu kursi kepresidenan FIFA.
"Kami percaya sebanyak 18 negara Eropa telah memilih Blatter," kata seorang sumber yang dekat dengan Pangeran Ali, seperti dilansir Daily Mail, Ahad (31/5).
Menurut dia wajar saja perolehan suara Pangeran Ali kalah jauh dari Blatter. Salah satu sumber Daily Mail yang orang dalam FIFA juga menilai wajar Spanyol dan Prancis mendukung Blatter. Sebab pihak Qatar--yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022--berinvestasi besar di sepak bola kedua negara itu.
Sementara Rusia berkepentingan terhadap hak mereka menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018.
Sumber tersebut juga membocorkan bahwa pendukung Blatter dari Eropa antara lain, termasuk Turki, Siprus dan Finlandia.
Konsolidasi para pejabat UEFA terkait penggulingan Blatter tak berhenti di sini. Kabarnya mereka akan bertemu pada gelaran final Liga Champions di Berlin untuk membahas lebih lanjut strategi melengserkan kakek berusia 79 tahun itu.