REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap partai pendukung Koalisi Merah Putih (KMP) sudah setuju untuk menggiring ikatan politik sampai ke daerah. Bendahara Umum partai Golkar, Bambang Soesatyo mengungkapkan, kontrak koalisi KMP ke daerah akan dilakukan dalam Pilkada 2015.
Kata dia, sejak awal terbentuknya KMP, memang sudah dilakukan kesepahaman. Koalisi nasional harus mengikat sampai ke daerah. "Itu sudah fix (pasti)," kata Bambang kepada Republika, saat disua di gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Kamis (4/6).
Menurut Bambang, kesepahaman politik partai KMP itulah yang membuat konflik di internal partai Golkar sulit terurai. Meskipun, kata dia, saat ini ada kesepakatan dalam islah terbatas antara kepengurusan Golkar versi Ketua Umum Aburizal Bakrie (ARB) dan Ketua Umum Golkar versi munas Ancol, Ag-ung Laksono (AL) terkait Pilkada 2015.
Politikus di Komisi III DPR ini menjelaskan, kepengurusan Golkar versi ARB terikat politik dengan empat partai besar peserta KMP. Antara lain, Partai Gerindra sebagai partai utama, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN), juga Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi kepemimpinan Djan Faridz.
Sementara Agung Laksono, kata Bambang, dalam hasil munas di Ancol menggariskan sikap politik Golkar untuk bergabung bersama partai pendukung pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Itu sebabnya kepengurusan Golkar munas Ancol dalam setiap pembicaraan damai, kerap memasukkan klausul agar Golkar keluar dari KMP.
"Kita di Golkar bersama KMP sudah berjuang agar koalisi ini sampai ke daerah-daerah," ujar Bambang.
Pada 28 Mei lalu, Wakil Ketua Umum Gerindra bidang Politik Dalam Negeri, Fadli Zon juga menyampaikan hal yang sama. Kontrak politik KMP memang diarahkan untuk sampai ke daerah. "Kita (KMP) usahakan maksimal (koalisi sampai ke daerah). Namun belum tentu seratus persen," kata dia.
Artinya, kata dia, terkait Pilkada 2015, partainya mendukung penuh KMP untuk terjalin di setiap daerah. Meskipun kader-kader yang diusung tersebut bukan dari partai Gerindra.
Ikuti Whatsapp Channel Republika