Kamis 04 Jun 2015 19:03 WIB

Sekaleng Soda dan Islamofobia (1)

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Agung Sasongko
Diet soda (ilustrasi)
Foto: asweetlife
Diet soda (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Akhir Mei lalu, sosial media dihebohkan dengan kisah seorang wanita Muslim Amerika bernama Tahera Ahmad. Saat terbang dalam pesawat United Airlines dari Chicago menuju Washington, pramugari menolak memberinya sekaleng soda diet yang masih belum dibuka.

''Saya tidak bisa memberi anda kaleng soda yang belum dibuka. Kami memiliki hak untuk tidak memberinya pada penumpang karena bisa digunakan sebagai senjata,'' kata pramugari tersebut pada Ahmad. Padahal, ia memberikan seorang pria sekaleng bir yang masih tertutup.

Ahmad merasa tidak beres. Ia kemudian meminta pendapat orang-orang di sekitarnya terkait 'diskriminasi' tersebut. Namun pahit yang didapatnya, seorang penumpang pria lain malah melabraknya. ''Hei kau Muslim! Diam lah! kau memang bisa menggunakan itu sebagai senjata,'' kata pria tersebut.

Kisah ini menyebar viral setelah Ahmad menuliskannya di akun Facebooknya. Ia mendapat banyak simpati. Jutaan orang menggunakan tagar #IslamophobiaISREAL dan #UnitedforTahera.

Orang-orang pun memboikot penerbangan United. ''Baru saja membatalkan penerbangan United untuk besok dan menggantinya dengan penerbangan Delta. Ini tidak bisa diterima #unitedfortahera,'' kata seorang pengguna Twitter Abdel Rahman Murphy.

Beberapa hari usai gejolak diskriminasi tersebut, United Airlines meminta maaf, Rabu (3/6). Pramugari yang berhadapan dengan Ahmad juga dipecat. Dalam konferensi pers oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) Chicago, Ahmad mengatakan pilot dan pramugari telah meminta maaf padanya setelah mendarat.

United Airlines juga meminta maaf padanya melalui sebuah pernyataan. Mereka mengatakan ini adalah kesalahpahaman. United juga mengatakan pramugari terkait tidak lama lagi bekerja untuk mereka.

''United tidak mentoleransi tindakan diskriminatif, atau yang terlihat seperti diskriminasi, melawan pelanggan ataupun karyawan kami,'' kata perusahaan. Pramugari tersebut akan dikirim untuk menjalani pelatihan tentang sensitifitas pelayanan namun tidak akan bekerja lagi di perusahaan tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement