REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto mengatakan, literasi media bisa mencegah seorang anak sebagai subjek ataupun objek dari video asusila.
"Kemampuan literasi internet sangat penting sehingga dia dapat memilah konten yang baik untuknya," kata Susanto, Kamis.
Kemampuan literasi internet, kata dia, juga sangat penting untuk anak agar mereka tidak menjadi korban dari akses konten-konten negatif seperti pornografi. Alasannya, anak dapat tahu jika mereka ikut terlibat dalam pembuatan video asusila.
Maka dari itu, Susanto meminta kepedulian dari setiap pihak untuk mendorong adanya literasi media.
Sejauh ini, kata dia, Indonesia baru menerapkan fokus pembelajaran pada tataran kemampuan mengoperasikan komputer dan mengakses internet. Padahal, melek media juga harus diimbangi dengan kemampuan dalam memilah dan memilih konten sehat yang sesuai dengan usianya.
Secara singkat, lanjut dia, pembelajaran teknologi masih berkutat pada kemampuan "hard skill" atau belum menuju pada "soft skill".
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengatakan video asusila anak dapat menyebabkan anak yang mengaksesnya berkhayal bebas dan secara tidak sadar menirunya.
Selain penguatan peran negara, dia juga mengimbau orang tua mengawasi anaknya dan mengajarkan pendidikan seks dini dengan benar dan sesuai usia untuk menghindari adanya pelecehan seksual pada anak.