REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Seorang pengamat olahraga Tom Bruce menganjurkan FIFA untuk melakukan reformasi kelembagaan. Salah satu langkahnya ialah dengan mengganti nama FIFA dengan yang lain.
Sebelumnya, sejumlah pejabat FIFA tersandung kasus korupsi yang didakwa oleh Departemen Kehakiman Amerika Serikat. Sepp Blatter yang menyatakan mundur sebagai Presiden FIFA pada Selasa (2/6) lalu, berjanji akan melakukan reformasi sebelum terpilih presiden baru.
Tom Bruce, dari firma hukum Farrer & Co, menyarankan reformasi tersebut dilakukan dalam tiga tahap. Pertama tahap awal reformasi, yaitu perubahan personel. Tahap kedua melakukan perubahan budaya yang jelas diperlukan setelah mengganti personel. Taha terakhir ialah memastikan struktur pemerintahan FIFA yang benar-benar independen.
Sebagai bagian dari perubahan tersebut, ia mengusulkan untuk mengganti nama FIFA dengan nama lain.
“Kedengarannya sederhana, namun dengan mengubah nama bisa membantu untuk mengubah citra diri,” kata dia dikutip Goal pada Jumat (5/6).
Menanggapi janji Blatter yang akan mengembalikan citra FIFA selama sebelum terpilihnya presiden yang baru, ia mengusulkan agar Blatter mulai mengevaluasi kinerjanya dari awal masa jabatannya hingga sekarang. Ini, kata dia, agar didapati kekurangan-kekurangan yang perlu direformasi.