Sabtu 06 Jun 2015 01:15 WIB

Perempuan Belum Dapat Pelayanan Kesehatan Memadai

Rep: Heri Purwata/ Red: Karta Raharja Ucu
Ibu hamil dengan obesitas perlu diwaspadai.
Foto: zeenews
Ibu hamil dengan obesitas perlu diwaspadai.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perempuan yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadahi. Akibatnya, perempuan dalam posisi yang lebih rentan dibandingkan kaum laki-laki.

Prof Rosalia Sciortino, IPSR Mahidol University Thailand mengungkapkan hal tersebut pada seminar 'Health technology assesment dalam kesehatan reproduksi' di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) 'Aisyiyah Yogyakarta, Jumat (5/6). Seminar yang digelar Program Studi (Prodi) Ilmu Kebidanan Program Magister (S2) juga menampilkan pembicara Muhammad Natsir SpOG, dokter yang juga dosen Stikes 'Aisyiyah Yogyakarta.

Perempuan, lanjut Rosalia, membutuhkan pelayanan kesehatan yang lebih banyak dibandingkan dengan laki-laki. Terutama, pelayanan kesehatan yang menyangkut fungsi reproduksi.

Minimnya pelayanan kesehatan bagi perempuan, kata Rosalia, terlihat dari angka kematian ibu dan anak di Indonesia. Data 2012, masih ada 359 kematian ibu melahirkan pada 100 ribu kelahiran. Angka ini berada jauh di bawah Myanmar, Malaysia dan Thailand.

"Padahal dilihat dari segi ekonomi, Indonesia seharusnya setingkat dengan Malaysia dan Thailand. Tetapi kenyataannya, Indonesia di bawahnya," kata Rosalia.

Belum memadahi pelayanan kesehatan bagi perempuan Indonesia, kata Rosalia, juga dipicu regulasi yang belum memihak pada perempuan. Bahkan perempuan yang menduduki jabatan negara belum bisa mempengaruhi pengambil kebijakan.

"Karena itu, 'Aisyiyah perlu membuat gerakan agar ada regulasi yang memihak kaum perempuan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement