Jumat 19 Jun 2015 16:44 WIB

Kembangkan Infrastruktur, Merdeka Cari Dana Segar Rp 1,3 Triliun

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
  Aktivitas Bursa efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (21/5).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Aktivitas Bursa efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) akan mencari dana segar sekitar 100 juta dolar AS atau Rp 1,3 triliun. Asupan tersebut akan digunakan untuk mengembangkan konstruksi infrastruktur pertambangan dan fasilitas pengolahan yang mencapai 126,2 juta dolar AS.

Sekretaris Perusahaan MDKA Ellie Turjandi mengatakan, dana konstruksi infrastruktur pertambangan dan fasilitas pengolahan perseroan mencapai 126,2 juta dolar AS. ''50 persen dana penawaran saham perdana (IPO) untuk belanja modal sisanya refinancing 80-100 juta dolar AS,'' kata dia seusai Pencatatan Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia, Jumat (19/6).

Ellie menerangkan, perseroan akan mencari pinjaman dengan bunga rendah bertenor sampai dengan lima tahun. Diharapkan porsi pinjaman terbesar didapatkan dari bank asing.

Ellie menuturkan, setelah mendapatkan dana tersebut perseroan bisa mulai produksi lapisan oksida yang mengandung emas dan perak secara komersial pada 2016 dengan produksi bijih rata-rata sebesar tiga juta ton per tahun. Targetnya, bisa memproduksi emas 90 ribu oz dan perak sejuta oz secara tahunan.

Merdeka Copper Gold merupakan emiten ketujuh atau 512 yang melantai di bursa tahun ini. Perseroan melepas saham sebanyak 419.650.000 dengan yang ditawarkan sebesar Rp 2.000 per saham. Sehingga perseroan akan memperoleh dana segar yang bisa diraih perseroan sebesar Rp 839,30 miliar.

Dana dari pelaksanaan IPO, setelah dikurangi biaya-biaya terkait emisi saham akan digunakan sepenuhnya untuk entitas anak yaitu PT Bumi Suksesindo (BSI) yang sahamnya saat ini sebesar 99,9 persen dimiliki oleh perseroan.

Sebesar 50 persen untuk belanja modal mereka (BSI), seperti pengembangan wilayah izin usaha pertambangan (IUP), sebesar 40 persen akan digunakan untuk pembayaran kembali fasilitas pinjaman dari PT Bank DBS Indonesia dan United Overseas Bank Ltd., sisanya 10 persen untuk modal kerja, seperti biaya gaji, dan biaya administrasi umum.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement