REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Amerika Serikat dan Iran mengakui ada peluang memperpanjang batasan negosiasi nuklir hingga 9 Juli. Sebagai bagian dari kesepakatan dengan Kongres AS, anggota parlemen memiliki 30 hari untuk meninjau kesepakatan sebelum menangguhkan sanksi.
Tapi, pengunduran waktu ini akan membuat waktu peninjauan Kongres menjadi 60 hari. Hal ini bisa memberikan baik Iran maupun AS lebih banyak waktu untuk merusak kesepakatan.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif meninggalkan pembicaraan nuklir Iran yang kian dekat dengan tenggat waktu Selasa (30/6). Iran tidak setuju dengan syarat adanya pihak asing yang memantau situs nuklir dan militernya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, lawan sengit dari pembicaraan ini, menganggap perjanjian menjadi lebih buruk dari hari ke hari.
"Masih belum terlambat untuk kembali bersikeras benar-benar menyangkal kemampuan Iran untuk mempersenjatai diri dengan senjata nuklir," ujarnya, Ahad (28/6).