Kamis 02 Jul 2015 16:19 WIB

Soal Menteri Hina Presiden, Tjahjo: Terserah Presiden

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Bilal Ramadhan
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) memasuki ruangan Hotel Grand Sahid Jaya untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional Keuangan Daerah 2015 di Jakarta, Kamis (2/7).
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo (kanan) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kiri) memasuki ruangan Hotel Grand Sahid Jaya untuk mengikuti Rapat Kerja Nasional Keuangan Daerah 2015 di Jakarta, Kamis (2/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo menyerahkan langkah selanjutnya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait menteri yang telah menghina Presiden. Ia pun meyakini baik Presiden dan Wakil Presiden telah mengetahui sosok menteri yang disebut-sebut menghina Presiden.

"Saya kira Presiden dan Wapres sudah tahu. Lha ya langkah selanjutnya terserah Presiden dan Wapres," kata Tjahjo di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Kamis (2/7).

Lebih lanjut, Tjahjo menyatakan tugasnya hanya sebatas berada di belakang presiden. "Kalau saya gak boleh melampaui. Tugas saya adalah mbemperi presiden," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menyatakan akan menindak para menteri yang melakukan penghinaan terhadap Presiden. Bahkan, lanjut dia, jika perlu akan dirombak. Kendati demikian, ia mengaku belum mengetahui siapa nama-nama menteri yang melakukan penghinaan terhadap Presiden.

Wapres pun menilai, penghinaan terhadap Presiden oleh para stafnya merupakan hal yang tak pantas dilakukan. "Tentu saja tidak pantas. siapa saja, pembantu atau siapa, menteri, masa mungkin mengecilkan atasan. Gak pantaslah itu," kata JK.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkap adanya sinyalemen dalam tubuh Kabinet Kerja tidak kompak, khususnya di antara para menteri. Tjahjo mengaku mengantongi nama siapa saja menteri yang bertentangan dengan Presiden Joko Widodo. Namun dia enggan menyebutkan lebih lanjut nama-nama tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement