REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti senior Indonesia Public Institute (IPI), Karyono Wibowo mengatakan reshuffle kabinet Kerja pasti terjadi. Ada beberapa nama yang dinilai patut untuk diganti dalam jajaran pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Karyono, dalam versinya beberapa nama dipastikan akan diganti. "Terutama menteri yang bertentangan dengan Nawacita Presiden Jokowi," kata Karyono dalam diskusi di Dapur Selera, Jakarta, Ahad (5/7).
Menurut Karyono, mereka yang diprediksi akan diganti antara lain, Menteri BUMN, Rini Soemarno, Menteri ESDM Soedirman Said, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofjan Djalil, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto. Sedangkan satu nama diprediksi akan digeser posisinya adalah Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Tedjo Purdijatno.
Pergantian menteri ini bukan tanpa alasan. Rini Soemarno dan Sudirman Said misalnya, mereka memegang dan mengelola obyek yang sangat vital bagi negara. "Dua menteri ini juga mengeluarkan kebijakan yang menimbulkan kontroversi maka layak diganti," ujar Karyono.
Menko Perekonomian dinilai juga layak diganti karena bertanggungjawab pada kondisi perekonomian Indonesia. Menurut Karyono, penanggungjawab penuh dari jalannya pemerintahan adalah presiden.
Namun, sebelum presiden, masih ada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang harus bertanggungjawab. Sekretaris Kabinet juga diprediksi akan diganti karena ulah dari Andi Widjajanto sendiri. Salah satunya, membocorkan siapa yang menulis naskah pidato Presiden Jokowi. Hal itu, kata Karyono, seharusnya tidak perlu diungkap.
Karyono juga memprediksi Menkopolhukam juga akan direposisi dari jabatan saat ini. Kemungkinan, politikus Nasdem ini akan menempati posisi menteri Kemaritiman. "Itu sesuai dengan pengalamannya," tegasnya.