REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang siswa Kelas 12 SMA Epping di Sydney diperiksa satuan antiteror. Ini terjadi menyusul laporan adanya kaitan antara siswa itu dengan pria yang pernah melakukan ceramah ekstrimisme di halaman sekolah tersebut.
Sekolah itu adalah SMA khusus pria yang terletak pinggiran Sydney. Menurut Kepala Sekolah Tim O'Brien menegaskan, pihaknya siap memberikan konseling bagi siswanya.
Dalam pernyataan resminya, O'Brien menyatakan pihak sekolah bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan pihak berwajib "untuk menegakkan keamanan dan keselamatan para siswa".
"Semua jadwal pelajaran dan kegiatan siswa berjalan normal sesuai jadwal," jelasnya.
Polisi tidak bersedia memberi penjelasan mengenai penyelidikan yang mereka lakukan, namun menyatakan radikalisasi anak muda termasuk siswa SMA semakin menjadi masalah.
Media setempat melaporkan bahwa polisi sedang menyelidiki kaitan antara siswa tersebut dengan Milad bin Ahmad-Shah al-Ahmadzai, yang tahun lalu jadi tersangka karena mengeluarkan ancaman untuk memenggal leher pejabat Australia.
Al-Ahmadzai saat ini berada dalam tahanan polisi dengan berbagai tuduhan pelanggaran hukum di Sydney.
Seorang ibu dari siswa SMA Epping hari Jumat (24/7) kepada ABC menjelaskan ia pernah melaporkan adanya kegiatan radikalisasi di sekolah itu.
"Kami pernah membicarakan hal ini dengan pihak sekolah namun sekarang semuanya sudah berjalan baik," katanya.
"Siswa sendiri saling mendukung satu sama lain. Mereka bicara mengenai ISIS," tambah ibu yang mengaku dua anaknya bersekolah di SMA tersebut.
Ia mengaku pihak kepala sekolah menanggapi hal itu secara baik dan berbicara dengan siswa dan orangrua murid.
Mark Murdoch dari Kepolisian New South Wales yang memimpin satuan khusus anti teror menyatakan para orangtua murid perlu mendapat jaminan bahwa polisi dan pihak sekolah akan menjaga keamanan siswa.