REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto, menegaskan bahwa tidak ada praktik mahar politik dalam proses pengusulan calon bupati/walikota dari PDIP di wilayah Jawa Tengah.
Semua proses didasarkan kreteria yang kemudian diputuskan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai di Jakarta, katanya melalui siaran persnya di Jakarta, Ahad (26/7). "Tak tempeleng jika ada yang meminta. Saya melarang keras diri saya sendiri untuk melakukan itu," katanya.
Dia tidak menampik bahwa dalam proses politik memungkinkan terjadi hal-hal seperti itu, tetapi dia menegaskan bahwa dia mengharamkan diri meminta uang atau mahar politik. "Jika ada yang bilang untuk maju dari PDIP harus nyetor uang Rp 100 juta atau sebagainya. Itu tidak benar, kami melarang tegas," katanya.
Proses pengajuan calon pasangan kepala daerah dari PDIP baik yang murni dari partai banteng bermata merah bermoncong putih, atau hasil koalisi dengan partai lain, merupakan keputusan Dewan Pimpinan Pusat Partai.
"Kami mungkin memang tidak bersih sekali, tetapi kami bisa memastikan jika proses di daerah tidak ada mahar politik, semua adalah hasil penilaian dengan parameter yang ada," katanya.
Bambang mengutip ujaran Bung Karno bahwa saat menjadi kader partai tugas utamanya adalah memberi tenaga untuk kaum marhen. "Mereka yang termasuk kaum marhen, tidak peduli partai atau golongan, menjadi perhatian kita. PDIP harus menegakkan hal itu," ujarnya.
"Maka ajang pilkada ini buat kami bukanlah konflik yang bisa menimbulkan ketegangan sosial. Bagi kami ini adalah perlombaan di dalam keluarga. Coba lihat, semua partai ada dalam koalisi kami. Di daerah A, kami berkoalisi dengan partai ini, sedangkan di daerah B, partai itu menjadi saingan kami. Ini benar-benar perlombaan yang ramai," ujarnya.
Bambang juga mengutip perintah Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, bahwa Jawa Tengah bisa menjadi wilayah percontohan kemajemukan di Indonesia. Saling bersaing, tetapi tetap menjungjung martabat.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menyebutkan bahwa pemerintah daerah siap menggelar pilkada dengan fair. Ganjar memiliki pemahaman yang sama bahwa pilkada nanti adalah ajang lomba di dalam satu keluarga.