REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Papua, khususnya di Tolikara pascainsiden pembakaran masjid pada 17 Juli lalu, dinyatakan kian kondusif. Pemerintah daerah setempat menyatakan serius menjaga perdamaian di Papua, terlebih menyoal kehidupan beragama di masyarakat.
"Di Papua, kami mengenal prinsip kasih menembus perbedaaan, kejadian karena kesalahanpahaman seperti kemarin tak mengganggu perdamaian di sana," ujar Gubernur Papua Lukas Enembe dalam sebuah diskusi lingkungan hidup di Jakarta, Rabu (29/7).
Politikus Partai Demokrat tersebut mengatakan, semangat toleransi masyarakat Papua sudah terbukti mampu terus berjalan hingga mendamaikan umat. Adapun insiden Tolikara, pihaknya telah menginstruksikan pemerintah kabupaten setempat untuk mampu merangkul seluruh lapisan lintas keyakinan.
"Kristen dan Muslim selalu bisa hidup berdampingan di Papua, saya sudah perintahka pemkab setempat untuk selalu menjaga itu," ujar Enembe penuh senyum.
Sebelumnya, umat Islam di Tolikara diserang saat menjalankan ibadah shalat Id di Lapangan Koramil setempat. Sejauh ini, dua orang ditetapkan sebagai tersangka karena diduga menjadi pelaku dalam kejadian yang juga ikut menghanguskan sejumlah kios dan masjid.