REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG -- Seluas 7.000 hektare sawah padi di 21 kecamatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, berpotensi kekeringan pada musim kemarau tahun ini.
"Areal sawah tersebut bisa dilanda kekeringan jika saluran irigasinya benar-benar kering," kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Peternakan setempat Kadarisman, kepada Antara, di Karawang, Jumat.
Menurut dia, potensi kekeringan di areal sawah seluas sekitar 7.000 hektare perlu diperhatikan. Sebab kini sudah ada sekitar 1.600 hektare lahan pertanian Karawang yang gagal panen atau puso akibat kekeringan.
Untuk mengantisipasi semakin meluasnya kekeringan, para petani diimbau menggunakan pompa. Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Peternakan Karawang mengaku akan menyebar 25 unit pompa kepada petani.
Selain itu, kata dia, pihaknya juga bekerja sama dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan setempat melakukan pengerukan saluran pembuang yang mengalami pendangkalan dan penyempitan.
Pengerukan saluran pembuang itu dilakukan di wilayah pesisir utara Karawang. Di antaranya di Pakisjaya, Batujaya, Cibuaya, Tirtajaya, dan Cibuaya.
"Wilayah pesisir utara Karawang rawan dilanda kekeringan, karena saluran airnya sudah banyak yang rusak," katanya.
Kadarisman mengatakan, ancaman kekeringan pada musim kemarau bisa mempengaruhi target produksi padi pada tahun ini.
Apalagi sudah ada areal persawahan yang gagal panen seluas sekitar 1.600 hektare. Areal sawah itu tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru.
"Target produksi padi tahun ini mencapai 1,4 juta ton. Jika melihat kondisi kekeringan, pencapaian target produksi padi dikhawatirkan terganggu," kata dia.