REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR mengungkapkan Presiden Joko Widodo sudah menyerahkan 33 nama calon duta besar Indonesia untuk negara sahabat. Nama-nama itu sudah disetorkan Presiden Jokowi ke DPR agar dilakukan uji kelayakan dan kepatutan oleh komisi I.
Ke-33 nama calon dubes itu pun memang sudah tersebar di media sosial. “Sudah, sesuai dengan list yang beredar,” kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Tantowi Yahya pada ROL, Rabu (12/8).
Berdasarkan daftar yang beredar di media sosial, ada 33 nama calon duta besar yang akan ditugaskan Jokowi. Sebagian nama-nama tersebut merupakan kader dari partai politik. Diantaranya, Alexander Litaay (PDIP) untuk negara Kroasia, Helmy Fauzi (PDIP) bertugas ke Mesir, Husnan Bey Fananie (PPP) ke Azerbaijan, dan Safira Machrusah (PKB) ke Aljazira.
Menurut Tantowi, tidak masalah dubes diisi oleh kader partai politik. Namun, harus cakap dan memiliki kemampuan diplomasi yang baik. Sebab, dubes kedepan harus mampu mengembalikan kepercayaan dunia pada Indonesia. Menurut Tantowi, sulit untuk menghindar dari kesan bagi-bagi jatah oleh Jokowi pada pendukung dan tim suksesnya. Sebab, inilah politik.
Walaupun dalam mulut berucap tanpa pamrih, tetap saja mengharap balasan atas jasa dan perjuangan yang diberikan. Menurut politikus Partai Golkar ini, yang sangat disesalkan adalah, klaim tanpa syarat dan tanpa pamrih ini diteriakkan parpol pendukung dan relawan Jokowi sendiri.
Komisi I menjadwalkan untuk melakukan uji kelayakan dan kepatutan pada seluruh calon dubes pertengahan September nanti. Menurut Tantowi, kalau ada calon yang dinilai komisi I tidak pantas dan tidak patut sesuai kecakapan dan pengetahuan, komisi I bisa tida merekomendasikan untuk dijadikan dubes.
Saat ditanya, apakah dari nama-nama yang sudah masuk ada yang memiliki rekam jejak buruk dari pandangan komisi I, Tantowi mengatakan sudah ada. “Sebagian sudah ada yang terbaca punya rekam jejak tidak bagus,” tegas dia. Namun, juru bicara partai berlambang pohon beringin itu enggan membeberkan nama-nama yang sudah terlihat memiliki rekam jejak tidak bagus.