REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Deputi Bidang Operasi SAR, Mayor Jendral TNI Tatang Zaenudin meminta kepada Basarnas untuk mempersiapkan rencana operasi SAR sedetil mungkin. Sebab, medan yang ditempuh sangat sulit.
"Personil Basarnas, TNI, Polri, petugas kesehatan, maupun masyarakat yang melakukan operasi pencarian korban harus sehat dan kuat fisiknya. Sebab, perjalanan dengan jalan kaki dari Oksibil ke Okbape memerlukan waktu dua hari perjalanan," kata Tatang, Ahad, (16/8).
Logistik juga harus dipersiapkan dengan matang karena ini perjalanan panjang, terutama makanan. Kalau untuk air minum mereka bisa minum di sungai dan rawa.
Kalau evakuasi korban dilakukan melalui jalan darat dengan jalan kaki diperkirakan membutuhkan waktu selama seminggu. Sebab, perjalanan ke sana saja membutuhkan dua hari, belum lagi operasi evakuasi.
"Namun saya harap prediksi saya ini salah sehingga para korban bisa lebih cepat ditemukan. Memang situasinya sangat sulit, mobil tidak bisa jalan ke lokasi karena medannya hutan dan pegunungan," ujarnya.
Sebelumnya, pesawat diperkirakan hilang kontak di sekitar Ambisibil. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Kapolres Pegunungan Bintang pada pukul 17.30 WIT, sejumlah masyarakat melihat pesawat terbang rendah di daerah Bap.
Berdasarkan keterangan Kementerian Perhubungan, pesawat melakukan take off sekitar pukul 14.22 WIT dari bandara Sentani Jayapura dengan tujuan Oksibil dengan ETA Oksibil 15.04 WIT. Kemudian, pukul 15.00 WIT tower bandara Oksibil melakukan kontak dengan pesawat, namun tidak ada jawaban.
Peswat tersebut mengangkut 44 penumpang dan empat orang kru. Adapun nama-nama kru yang hilang adalah pilot Capt Hasanudin, Ariadin sebagai FO, Ika dan Dita yang merupakan pramugari dan Mario seorang mekanik.
Staff Khusus Menteri Perhubungan, Mustofa Djuraid mengatakan, berdasarkan info dari ATC Sentani, pesawat sudah ditemukan oleh masyarakat dengan posisi tabrak gunung dan meledak.