Ahad 23 Aug 2015 18:50 WIB

HUT ke-17 PAN, Zulkifli: Cita-Cita Reformasi Harus Dijaga

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
Didampingi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kedua kanan), Sekretaris FPAN DPR RI Yandri Susanto (kedua kiri), dan Sekjend PAN Eddy Suparno, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (kanan) mengacungkan tumpeng, pada acara HUT PAN ke-17
Foto: Republika/Edi Yusuf
Didampingi Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (kedua kanan), Sekretaris FPAN DPR RI Yandri Susanto (kedua kiri), dan Sekjend PAN Eddy Suparno, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais (kanan) mengacungkan tumpeng, pada acara HUT PAN ke-17

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan mengatakan usia partai ini seusia reformasi, 17 tahun. Saat pendirian PAN 17 tahun lalu, kata dia, deklarasi yang diteriakkan adalah semangat reformasi Indonesia.

“Untuk itu, kader PAN harus menjaga cita-cita reformasi ini,” kata dia di hadapan kader PAN pada perayaan puncak HUT PAN di Bandung, Ahad (23/8).

Zulkifli menambahkan, cita-cita yang dijunjung partai berlambang matahari terbit ini harus terus sejalan dengan cita-cita reformasi. Cita-cita reformasi juga sejalan dengan cita-cita Indonesia, bebas korupsi, menyejahterakan rakyat dan cita-cita mulia lain yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945.

Meskipun kondisi ekonomi Indonesia saat ini belum seperti yang dicita-citakan, kata dia, kondisi di 1998 juga menghadapi situasi yang hampir sama seperti kondisi ekonomi sekarang ini. Yaitu, sebutnya, menyaksikan nilai tukar rupiah yang terus melemah tanpa ada perlawanan dan penguatan. 

Zulkifli mengingatkan seluruh kader PAN agar bahu-membahu untuk membantu masyarakat Indonesia keluar dari kondisi krisis perekonomian. “Ini waktunya kita bersatu mencari solusi, kita tinggalkan polemik yang menguras energi, utamakan kepentingan negara,” tegas ketua MPR RI ini. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement