Selasa 25 Aug 2015 00:25 WIB
Penggusuran Kampung Pulo

Pengerahan Aparat di Kampung Pulo Dinilai Berlebihan

Alat berat membersihkan puing rumah usai pembongkaran paksa, Kampung Pulo, Jakarta, Ahad (23/8). (Republika/WIhdan)
Alat berat membersihkan puing rumah usai pembongkaran paksa, Kampung Pulo, Jakarta, Ahad (23/8). (Republika/WIhdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) menilai pengerahan aparat keamanan pada penggusuran di Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, terlalu berlebihan. Warga setempat diyakini tidak menolak terhadap relokasi.

"Saya kira jumlah aparat yang diturunkan terlalu berlebihan karena sebetulnya warga tidak pernah menolak direlokasi, namun ada dialog yang belum tuntas," kata Ketua FAKTA Azas Tigor Nainggolan di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (24/8).

Tigor mengatakan sekitar 2.200 aparat keamanan yang terdiri dari Satpol PP, Kepolisian dan TNI Angkatan Darat telah disiapkan sejak pukul 07.00 WIB, Kamis (20/8) lalu. Padahal massa yang bertahan dan berasal dari tiga RW terkena dampak relokasi hanya sekitar 300 orang.

Bentrokan pun terjadi hingga akhirnya mengakibatkan korban luka sebanyak 12 orang yang kemudian dilarikan ke RS Hermina serta penangkapan sebanyak 27 orang. "Saya menyayangkan kenapa pihak Kepolisian yang seharusnya menjadi penengah justru memihak Pemprov DKI dengan melakukan kekerasan terhadap warga," kata Tigor.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement