REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekuatan pertahanan Indonesia meningkat pesat. Merujuk pada peringkat yang dirilis Global Fire Power, kekuatan militer Indonesia naik di urutan ke-12 dunia.
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan, peringkat yang naik drastis tersebut merupakan kabar menggembirakan bagi Indonesia. Sebab, penilaian tersebut juga memperhatikan pada sumber daya manusia (SDM) yang siap membela negara kalau Indonesia terancam.
"Tujuh bulan terakhir, banyak mengalami kemajuan di bidang pembangunan pertahanan naik jadi 12. Sebelumnya urutan 19 dunia dan nomor sembilan di Asia Pasifik. Mungkin dalam satu tahun ke depan masuk 10 besar," kata Ryamizard dalam kuliah umum di Universitas Pembangunan Yogyakarta (UPN) veteran, Selasa (26/8).
Menurut dia, lembaga nonpemerintah tersebut menempatkan Indonesia, tidak semata didasarkan atas kekuatan militer semata. Penilaian juga didasari jumlah sekitar 129 juta dari 250 juta penduduk, yang dapat dilibatkan saat membela negara.
"Jadi, ini bukan masalah senjata dan alutsista, tapi bagaimana cara menaikkan semangat bela negara masyarakat. Semangat bela negara ini lah yang dinilai," kata mantan kepala staf Angkatan Darat (KSAD) tersebut.
Untuk itu, pihaknya akan terus berinovasi guna meningkatkan daya tahan bangsa ini dalam menghadapi ancaman terhadap keutuhan NKRI. Caranya dalam 10 tahun ke depan, Kementerian Pertahanan secara bertahap menargetkan terbentuk 100 juta kader bela negara melalui program Pembinaan Kesadaran Bela Negara di seluruh Indonesia. "Program ini akan digelar di 47 kabupaten/kota seluruh Indonesia yang berada di 11 Kodam," kata Ryamizard.
Dia melanjutkan, komponen bela negara juga harus melibatkan mahasiswa UPN veteran, dengan berperan aktif melalui kapasitas masing-masing. Dengan begitu, mahasiswa dapat mengantar Indonesia menuju bangsa besar dan kuat di tengah derasnya tantangan arus globalisasi dewasa ini.