REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus mendapatkan pujian dari Pemerintah Suriah karena telah menyelenggarakan resepsi diplomatik meskipun di tengah gejolak konflik di Suriah.
"Alhamdulillah resepsi diplomatik ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh KBRI Damaskus dalam kondisi krisis selama lima tahun terakhir. Maka tidak heran, acara ini mendapatkan apresiasi besar dari para pejabat, korps diplomatik, dan tokoh Suriah," kata Duta Besar RI untuk Suriah Djoko Harjanto dalam keterangan pers diterima di Jakarta, Senin.
KBRI Damaskus mengadakan resepsi diplomatik dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI Ke-70, pada Kamis malam (27/8), bertempat di Hotel Sheraton Damaskus yang dihadiri sekitar 200 tamu undangan.
Dubes Djoko Harjanto beserta istri menjadi tuan rumah dalam acara resepsi tersebut dan menyambut para tamu undangan.
Para tamu undangan dari kalangan pemerintahan Suriah hadir dalam resepsi itu, antara lain Ketua Parlemen Suriah Jihad al-Lahm, Menteri Sumber Daya Air Suriah Kamal al-Sheikh, Menteri Tenaga Kerja Suriah Khalaf al-Abdullah, dan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah Faisal al-Mekdad.
Selain itu, hadir pula Jaksa Agung Suriah, beberapa hakim tinggi, Oditour (jaksa militer), perwakilan organisasi internasional, tokoh agama, kalangan pengusaha, tokoh jurnalistik, dan tokoh masyarakat di Suriah.
Menteri Sumber Daya Air Suriah Kamal al-Sheik bertindak sebagai tamu kehormatan (guest of honour) dalam resepsi diplomatik tersebut. Menteri Kamal mewakili Presiden Suriah memberikan sambutan dan menyampaikan salam serta mendoakan kesehatan Presiden RI dan kemakmuran bangsa Indonesia.
Acara itu dilanjutkan dengan bersulang dan mengumandangkan lagu Indonesia Raya.
Setelah itu, Dubes Djoko Harjanto membalas dengan mendoakan kesehatan Presiden Suriah dan perdamaian bangsa Suriah, disusul dengan bersulang dan kumandang lagu kebangsaan Suriah.
Acara pun dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng oleh Dubes Djoko yang diberikan kepada tamu kehormatan dan perwakilan dari para tokoh sebagai tanda syukur atas kemerdekaan RI yang ke-70 tahun.
Di tengah krisis berkepanjangan dan konflik bersenjata yang melanda Suriah, Indonesia adalah salah satu dari sedikit negara yang masih mempertahankan perwakilan diplomatiknya dengan level kepala perwakilan Duta Besar di ibu kota Damaskus.
Oleh karena itu, acara resepsi diplomatik sangat jarang diadakan di Suriah.
Pujian terhadap resepsi diplomatik itu tidak hanya datang dari Pemerintah Suriah, tetapi juga dari perwakilan organisasi internasional yang masih tetap tinggal di Suriah.
"Terima kasih sudah mengadakan acara yang luar biasa ini. Saya terkejut dan tidak menyangka banyak sekali yang hadir," ungkap Perwakilan Organisasi Pangan Dunia (FAO) di Suriah, Eriko Hibi.
"Sudah lama saya tidak melihat komunitas diplomatik dan para pejabat Suriah berkumpul dalam satu tempat seperti malam ini," ujar dia.
Resepsi diplomatik yang mendapatkan liputan dari TV Nasional Suriah itu dilanjutkan dengan acara ramah tamah sambil menikmati kuliner khas Indonesia dan pertunjukan "live music" dari band KBRI Damaskus.
Selama acara berlangsung, diputar pula lagu-lagu daerah Nusantara dan video promosi "Wonderful Indonesia". Sebelum hadirin meninggalkan tempat, KBRI Damaskus juga memberikan cinderamata khas Indonesia kepada para undangan.