REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabareskrim Komjen Budi Waseso mengaku tidak terkejut saat mendengar isu pencopotan dirinya. Ia pun menganggap pencopotannya dari jabatan Kabareskrim adalah hal biasa.
"Enggak terkejut, saya malah tahu berita itu dari kawan-kawan wartawan. Dalam instansi Polisi atau TNI itu biasa ganti-ganti posisi," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (2/9).
Ia mengatakan dirinya bekerja seperti biasa dan tetap menangani kasus-kasus lainnya. Ke depan dia juga akan menangani sembilan kasus besar bernilai triliunan rupiah.
Sementara itu, Direktur Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Polisi Victor Simanjutak menuturkan penindakan sejumlah kasus bisa jadi terhambat ketika isu pencopotan Budi Waseso yang kini berhembus benar terjadi.
"Enggak bisa dijamin apa yang dilakukan penyidik. Nanti mereka juga takut. Misalnya mereka mengungkap kasus, mereka terancam dicopot," kata Victor di Mabes Polri di Jakarta.
Padahal, kata dia, sejumlah kasus yang ditangani saat ini oleh para penyidik seperti dugaan korupsi di Pertamina Foundation atau kasus dwelling time dan pengadaan crane di PT Pelindo II membutuhkan ketenangan.
"Penyidik perlu ketenangan. Jangan diganggu dengan isu seperti ini. Anggota Bareskrim sekarang semangat bekerja karena dipimpin yang semangat kerja, kalau Kabareskrim-nya dicopot saya takut ini jadi langkah mundur," jelasnya.
Dia menuturkan prestasi Kabareskrim saat ini jelas sudah banyak terlihat. Penyelamatan triliunan rupiah uang negara dari kasus kondensat PT Trans Pacifik Petrochemical Indotama (TPPI) menjadi salah satu buktinya.
"TPPI dulu enggak pernah tersentuh sekarang bisa kami selesaikan. Kemana negara selama ini? Apa mau semua yang sudah dilakukan ini mundur lagi?," ucapnya.
Meski tak menyebutkan siapa dalangnya, Victor menduga ada skenario besar di balik isu mengenai pencopotan Budi Waseso itu.
"Saya enggak tahu ini hanya ancaman atau psywar. Tapi kalau sampai terjadi ini langkah mundur dan ancaman bagi penegakan hukum," katanya.