REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komjen Budi Waseso dimutasi menjadi Kepala Badan Narkotika Nasional. Indonesia Police Watch (IPW) menduga mutasi Buwas merupakan bentuk intervensi penguasa terhadap Polri.
"Mutasi ini bentuk intervensi penguasa terhadap Polri khususnya kinerja Bareskrim dalam mengusut korupsi negara," kata Ketua IPW Neta S Pane di Jakarta, Jumat (4/9).
Neta mengatakan kasus Buwas sebagai Kabareskrim telah membuat konflik segi empat, yakni antara Polri dengan elite penguasa, lalu Polri dengan koruptor, Polri dengan konglomerat hitam dan konflik di internal Polri. Akibatnya, lanjut Neta, penunjukan pengganti Buwas pun menjadi alot dan diwarnai tarik menarik antara kepentingan pihak-pihak yang berkonflik.
"Semula pihak elite penguasa pada Rabu malam 'meminta' agar Saud Usman menjadi Kabareskrim. Tapi muncul penolakan dari sebagian besar elite," ujar Neta.
Menurut IPW, penolakan oleh elite tersebut mengingat Saud adalah Akpol 8 yang merupakan satu angkatan dengan mantan Kapolri Jenderal Sutarman. Neta menilai internal elite penguasa itu ditolak oleh Polri, namun tetap bernegoisasi agar Buwas dipertahankan.
"Tapi elite penguasa terus menekan Polri agar segera mengganti Buwas. Akhirnya, kamis malam Polri mengumumkan nama Brigjen Anang Iskandar menjadi Kabareskrim," kata Neta.