Ahad 13 Sep 2015 15:25 WIB

Jadi Korban Crane Makkah, Guru Ini Tinggalkan Kesan Mendalam Bagi Muridnya

Rep: c01/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana di rumah korban meninggal crane jatuh di Masjidil Haram yang juga guru di SMAN 8 Bandung, Adang Joppy Lili
Foto: Republika/C01
Suasana di rumah korban meninggal crane jatuh di Masjidil Haram yang juga guru di SMAN 8 Bandung, Adang Joppy Lili

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Suasana duka menyelimuti rumah duka mendiang Adang Joppy Lili (58) yang tewas akibat runtuhnya crane di Masjidil Haram pada Jumat (11/9). Para pelayat yang hadir terlihat tak kuasa menahan tangis saat memasuki rumah duka dan bertemu dengan keluarga mendiang Adang.

Di antara para pelayat yang hadir, banyak murid Adang Joppy yang juga turut melayat ke rumah duka tersebut. Beberapa murid SMAN 8 Bandung yang hadir melayat terlihat tidak kuasa menahan tangis akibat kehilangan sosok guru yang mereka sayangi.

Wajah Alif, salah satu murid SMAN 8 Bandung, terlihat memerah karena menangis selama berada di rumah duka. Alif mengaku terkejut dan tidak percaya saat pertama kali mendengar kabar kecelakaan yang menimpa Adang saat beribadah di Tanah Suci.

Bagi Alif, sosok Adang sebagai guru yang tegas sekaligus humoris memberi kesan begitu mendalam bagi Alif. Alif mengaku sebelumnya ia merupakan murid yang nakal di sekolah. Meski begitu, Adang tak pernah memandang sebelah mata kepada Alif.

Sebagai sosok guru dan juga sosok seorang teman, Adang justru seringkali memberikan motivasi kepada Alif untuk menjadi lebih baik. Adang tak pernah bosan berpesan kepada Alif bahwa ia memiliki kepercayaan kepada Alif untuk bisa berprestasi di sekolah.

"Dia guru pertama yang memuji saya. Saya kan anak nakal, tetapi beliau pernah memuji saya dalam hal pelajaran. Beliau bilamg saya bisa dan menaruh harapan kepada saya," ujar Alif sambil terus meneteskan air matanya di rumah duka Jalan Babakan Haji Tamim, Ahad (13/9).

Senada dengan Alif, murid SMAN 8 Bnadung lainnya, Irfan, juga menilai Adang sebagai sesosok guru yang sangat disukai murid. Sebagai guru ekonomi sekaligus guru kedisiplinan, Adang juga memiliki sifat humoris yang seringkali menghibur para siswa.

"Semoga tenang di sana, di tempat yang terbaik," harap Irfan yang diamini oleh Alif dan teman-temannya.

Tak hanya meninggalkan kesan yang mendalam bagi para muridnya di SMAN 8 Bandung, sosok Mendiang Adang juga masih melekat di benak mantan-mantan muridnya yang telah lama lulus dari sekolah. Salah satu alumni SMEA Kencana angkatan 1994, Tety (40), mengatakan sama sekali tak percaya dengan pemberitaan terkait tewasnya Adang di tanah Suci, Mekah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement