REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Panglima TNI sekaligus Ketua Umum Partai Hanura Wiranto menyatakan penculikan dan penyanderaan warga Negara Indonesia (WNI) di daerah Skowtiau, Distrik Kerom, Papua Nugini telah menodai kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kedaulatan negara kita telah dinodai dengan penculikan. Ini soal kehormatan dan kedaulatan, harus diselesaikan cepat," kata Wiranto seusai membuka bazar rakyat yang digagas Srikandi Hanura di gedung parlemen, Jakarta, Rabu.
Dia menegaskan tidak boleh ada penahanan orang tanpa alasan tertentu, apalagi disertai dengan ancaman dan penyanderaan.
"Itu kerjaan apa. Harus segera kita selesaikan dengan baik, kalau tidak bisa dengan cara persuasif, dengan cara lain yang lebih keras juga boleh, karena hal itu tak boleh terulang lagi," ujar dia.
Dia mengatakan kejadian penculikan akan berpengaruh terhadap stabilitas keamanan bangsa. Dia meyakini Menkopolhukam, Menhankam dan Panglima TNI memiliki cara untuk menyelesaikan persoalan.
Sebelumnya, dua WNI yaitu Sudirman dan Badar yang berprofesi sebagai penebang kayu dari sebuah perusahaan, dikabarkan disandera kelompok bersenjata di Papua Nugini. Kelompok bersenjata itu dilaporkan meminta rekannya yang terjerat kasus narkoba di Indonesia agar dibebaskan.
Pemerintah RI menyesalkan aksi penculikan disertai penyanderaan ini, dan tengah berupaya membebaskan kedua korban.