REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Serangan udara pimpinan Arab Saudi terhadap gugus keamanan di pusat Yaman, yang dikuasai pemberontak, menewaskan 11 orang pada Ahad (20/9), beberapa dari mereka adalah tahanan, kata saksi dan petugas kesehatan.
Serangan pertama terhadap markas di kota Alqaidah, Provinsi Ibb, tidak menimbulkan korban namun serangan kedua menghantam penjaga, yang mengungsikan sekitar 300 tahanan, kata sumber.Limapuluh orang terluka dalam serangan tersebut.
Sekutu pimpinan Arab Saudi melakukan serangan udara terhadap kedudukan pemberontak di Yaman sejak Maret dan memberikan pelatihan serta senjata berat kepada pasukan, yang berusaha mengembalikan presiden di pengasingan, Abedrabbo Mansour Hadi.
Serangan pada Jumat di ibu kota, yang dikuasai pemberontak, menewaskan 15 orang, 10 dari mereka adalah warga.
Pemberontak masih menguasai Sanaa, setahun setelah mereka menyerbu dengan dukungan dari pasukan pemberontak yang masih setia kepada presiden pendahulu yang digulingkan oleh Hadi, yaitu Ali Abdullah Saleh.
Namun, mereka telah kehilangan wilayah di selatan sejak akhir Juli ketika koalisi mulai mengerahkan pasukan-pasukan darat untuk mendukung loyalis presiden yang diasingkan tersebut.
PBB mengatakan hampir 4.900 orang telah tewas di Yaman sejak akhir Maret. Sementara itu, Kepala bantuan PBB Stephen OBrien telah menyebut penderitaan di Yaman "hampir tidak dapat dimengerti," demikian AFP.