REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Rusia mempertimbangkan untuk bergabung dengan koalisi pimpinan Amerika Serikat dalam melawan ISIS, Selasa (29/9). Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakannya setelah pertemuan dengan Presiden Barack Obama di sela-sela konferensi PBB.
Putin mengatakan pertemuannya dengan Obama membahas tentang cara mengakhiri perang Suriah. Namun ia tetap pada pendapatnya bahwa tidak bekerja sama dengan Presiden Suriah Bashar al Assad dalam memberantas ISIS adalah sebuah kesalahan.
Pada Senin, Putin menolak pendapat AS dan Prancis yang bersikeras menurunkan Assad dari tahta kepemimpinan. "Mereka bukan warga Suriah dan tidak seharusnya terlibat dalam hal siapa yang memimpin di negara lain," respon Putin, dikutip BBC.
Putin dan Obama bertemu selama 90 menit pada Senin. Pemimpin Kremlin itu menyebut pertemuan sangat konstruktif dan seperti pertemuan bisnis juga penuh kejujuran. Ini adalah pertemuan tatap muka pertama mereka dalam hampir satu tahun terakhir.
Krisis di Ukraina juga masuk dalam agenda pertemuan mereka. Menurut pejabat pemerintah AS, kedua pihak sepakat untuk membuka komunikasi untuk menghindari bentrok militer di wilayah ketika melakukan operasi.
Obama, dalam pidato PBBnya menyampaikan bahwa AS sedang mempersiapkan diri untuk bekerja sama dengan banyak negara. "Termasuk Rusia dan Iran, untuk menyelesaikan konflik ini," kata Obama.
Perang Suriah telah berimbas pada peningkatan migran ke negara-negara Eropa. Selain konflik dengan ISIS, ketidakstabilan politik pemerintah yang dipimpin Assad juga disebut-sebut sebagai penyebab tidak berhentinya perang.