REPUBLIKA.CO.ID, SANTA CATARINA PINULA -- Sedikitnya 87 orang telah menjadi mayat akibat longsor yang terjadi di Santa Catarina Pinula, Guatemala. Jumlah ini diperkirakan masih akan bertambah mengingat 300 orang masih dinyatakan hilang.
Longsor ini membuat lokasi kejadian nampak seperti gundukan tanah yang penuh air. Ratusan orang diperkirakan terjebak terkubur di dalamnya sejak terjadi pada Kamis (1/10) lalu.
Tim penyelamat memutuskan untuk terus menurunkan pekerja darurat. Petugas mencoba menggali sedalam 15 meter untuk menemukan jasad yang lainnya. Mereka menggali secara manual dengan tangan serta sebagian besar dengan buldoser untuk mempercepat pekerjaan menemukan tubuh.
"Orang-orang yang bisa hidup telah tenggelam. Sembilan puluh persen dari itu kita akan lakukan dengan mesin-mesin berat," kata koordinator layanan Sergio Cabanas seperti dilansir dari TIME, Senin (5/10).
Dari 87 orang tersbut, diidentifikasi setidaknya 21 anak-anak dan remaja. Pihak berwenang mengatakan sekitar 300 orang masih hilang.
Kepolisian berharap mereka bukan menjadi korban longsor. Namun melarikan diri dan berlindung dengan kerabat. Paling tidak mereka sedang tidak berada di lokasi yang menyebabkan 125 rumah hancur luluh lantah.
Walaupun tentunya seiring berjalannya waktu, harapan untuk menemukan orang hidup berkurang. "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkan mereka," ujar pekerja penyelamat Ines de Leon.
Sementara beberapa keluarga siap untuk menguburkan sanak keluarga yang meninggal. Serta puluhan lainnya terus menunggu di luar kamar mayat darurat berharap menemukan orang yang mereka cintai.
Seorang wanita, Sandra Escobar, mengatakan masih menunggu ibunya ditemukan. Termasuk bibi, paman, sepupu, dan keponakan. Sandra menyebut ada 20 kerabat yang belum ditemukan sejak kejadian terjadi.
Disampaikan otoritas setempat, hujan yang terus melanda menjadi pemicu meluapnya air sungai. Luapan ini menjadi penyebab longsor terjadi.