Rabu 07 Oct 2015 10:13 WIB

Gerakan Intifada Gelombang Ketiga Membayangi Palestina

Rep: c38/ Red: Bilal Ramadhan
Ratusan massa melakukan aksi solidaritas untuk Masjid Al Aqsa di depan Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, Jumat (2/10).  (Republika/Yasin Habibi)
Ratusan massa melakukan aksi solidaritas untuk Masjid Al Aqsa di depan Kedutaan Besar Palestina, Jakarta, Jumat (2/10). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, AL QUDS – Larangan Israel terhadap akses penduduk Palestina ke Al Quds pada Ahad (4/10) disebut-sebut memicu percikan gelombang intifada ketiga di tanah Palestina.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon mendesak para pemimpin negara untuk mengutuk serangan, menjaga ketenangan, dan melakukan upaya-upaya untuk menghindari eskalasi bentrokan.

Dilansir dari On Islam, Rabu (7/10), ratusan warga Palestina melakukan demontrasi dan terlibat bentrokan dengan pasukan Israel akibat penutupan akses tersebut.

Menurut Palestinian Red Crescent Society (PRCS), yang menyatakan keadaan darurat, pasukan Israel menggunakan peluru tajam dan peluru baja berlapis karet untuk menghalau demonstran Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.

Hampir 400 orang terluka, termasuk 150 di antaranya terkena luka tembak. Sementara, seorang pemuda Palestina berusia 18 tahun ditembak mati dalam bentrokan di pos pemeriksaan Tulkarem. Bentrokan pada Ahad (4/10) itu menyusul kematian dua warga Israel di tangan seorang pemuda Palestina di Al Quds pada Sabtu malam.

“PRCS menggarisbawahi bahwa praktik-praktik ini merupakan pelanggaran terang-terangan dari ketentuan hukum kemanusiaan internasional, terutama Konvensi Jenewa Keempat tahun 1949 tentang perlindungan warga sipil di masa perang,” tulis organisasi itu dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Pada hari yang sama, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan melancarkan pertarungan sampai titik darah penghabisan melawan aksi teror Palestina.

Ia juga memerintahkan langkah-langkah baru yang tegas setelah pembunuhan dua warga Israel di Al Quds, demikian dilaporkan Los Angeles Times. Langkah-langkah itu mencakup, antara lain, mempercepat pembongkaran rumah para penduduk Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement