Kamis 15 Oct 2015 09:55 WIB

Polda Metro Berlakukan Status Siaga Satu Saat Final Piala Presiden

Rep: C33/ Red: Bayu Hermawan
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian.
Foto: Antara
Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya memberlakukan status siaga satu untuk keamanan Jakarta, saat pelaksanaan Final Piala Presiden 2015 yang mempertemukan Persib Bandung dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, pada hari Minggu (18/10) mendatang.

"Jakarta hari minggu siaga satu," ujar Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian di Century Park Hotel, Senayan, Jakarta pada Rabu,(14/10).

Kapolda mengatakan alasan dari penetapan status siaga satu ini karena hubungan yang tidak harmonis antara suporter Persib, Bobotoh, dan suporter Persija Jakarta, The Jak Mania.

"Kami melihat ada potensi kerawanan yang melibatkan massa besar, otomatis aparat keamanan tidak boleh under estimate," katanya.

Pihak Polda Metro Jaya akan melakukan pengamanan dari markas masing-masing, titik rute suporter Persib. Pihak kepolisian akan mengawal titik rawan mulai dari jembatan penyeberangan hingga titik kumpul para Bobotoh.

"Kami perkirakan massa yang datang mencapai 80 ribu lebih, pengamanan sekira 10 ribu personel sehingga rasio pengamanannya 1:8. Di luar ring itu saya tidak ingin mengambil resiko kaya dulu pas Persib main di Palembang, ada insiden perusakan," jelasnya.

Tito menjelaskan untuk pasukan pengaman terdiri dari tujuh ribu personel dari Polda Metro Jaya, seribu dari Brimob, dan gabungan aparat dari Kodam Jaya dan Kostrad sebanyak dua ribu personel.

Diketahui, pertandingan final Piala Presiden itu akan mempertemukan Persib Bandung melawan Sriwijaya FC. Sementara perebutan tempat ketiga bertanding Arema Indonesia melawan Mitra Kukar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement