REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Sosial DKI Jakarta mengumpulkan para ahli dari enam disiplin ilmu, untuk membantu mencari solusi dalam menangani permasalahan sosial orang dengan masalah kejiwaan dan gangguan jiwa di wilayah DKI Jakarta.
"Dalam 'working group' ini, kami membagi ke dalam enam rumpun yang diisi oleh para ahli. Rumpun psikiater, psikolog klinis, perawat, pekerja sosial, unsur pendukung, dan farmakolog," kata Kepala Dinas Sosial DKI Masrokhan.
Dengan berkumpulnya para ahli di setiap rumpun pihaknya berharap akan memberikan kontribusi maksimal.
"Masing-masing dari mereka akan berdiskusi untuk mencari format terbaik dalam menangani psikotik. Para ahli itu akan memberikan kontribusi pemikiran yang mana hasil dari diskusi itu akan menjadi capita selecta," katanya.
Hasil dari kelompok kerja akan menjadi 'capita selecta' yang selanjutnya akan digabung untuk dijadikan metode. Kemudian dari metode akan dibuat silabus yang selanjutnya akan dijadikan kurikulum untuk diimplementasikan kepada penyandang psikotik. Para penyandang psikotik dibagi dalam tiga kategori yaitu dengan gangguan ringan, sedang, dan berat.
"Sehingga setiap metode yang digunakan akan disesuaikan dengan kategori tadi. Contohnya jika ringan, maka bisa kita gunakan metode hypnoterapi yang berasal dari rumpun unsur pendukung, dan seterusnya," ujar Masrokhan.
Berdasarkan data Dinas Sosial??pada tahun 2015 tercatat ada 2.962 orang penyandang psikotik di tiga panti milik Dinsos DKI. Padahal daya tampung ideal tiga panti tersebut sebanyak 1.700 orang. Sebanyak 75 persen bukan merupakan penduduk DKI Jakarta, dan 90 persen tidak memiliki alamat keluarga yang jelas.
"Kita ingin ada solusi dari permasalahan ini. Ada jalan untuk mengatasinya. Karena setiap hari ada saja para penyandang psikotik yang masuk ke panti. Mereka kita jangkau dari jalanan. Maka dari itu, harus ada upaya dari kita dengan menjadi fasilitator untuk mengumpulkan berbagai disiplin ilmu," katanya menjelaskan.