Ahad 18 Oct 2015 06:19 WIB

Di Frankfurt Book Fair, Republika Hadirkan Buku Kekejaman PKI

Red: Erik Purnama Putra
Suasana Frankfurt Book Fair 2015.
Foto:
Suasana Frankfurt Book Fair 2015.

Dengan 250 juta penduduk, hanya didapat angka 72 buku per 100 ribu penduduk Indonesia. Bandingkan dengan Thailand yang mencapai angka 156. Lupakan Jepang yang mencatat 531 judul buku per 100 ribu penduduk setiap tahun. Tak heran, minat baca masyarakat kita terendah di Asia Timur, berada pada posisi ke-96 dunia setara Bahrain, Malta, dan Suriname.

"Minat baca masyarakat kita rendah, penjualan buku pun menurun," kata Lucya. Untuk negeri terbesar keempat di dunia, Indonesia hanya punya 1.217 penerbit dan 1.400 toko buku. Jumlah toko buku ini merosot karena sebelumnya sempat mencapai angka 5.000.

Bahkan, untuk buku yang amat populer sekalipun, Indonesia tertinggal jauh. Penerbit terbesar Gramedia pernah amat gembira saat buku Harry Potter terjual 25 ribu dalam satu kali cetakan. Namun, mereka segera terpukau saat mendapat kabar Taiwan mencetak angka 250 ribu eksemplar buku yang sama pada kurun yang sama. Itu cerita Jakob Oetama, pemilik Gramedia.

Indonesia hanya mencatatkan rata-rata cetak 2.000 hingga 3.000 eksemplar per judul buku per tahun. Angka ini, menurut Lucya, menurun dari jumlah sebelumnya 4.000 hingga 5.000 eksemplar. Dampaknya, harga buku Indonesia menjadi mahal karena hanya dicetak sedikit.

Umroh plus wisata ke mana nih, yang masuk travel list Sobat Republika di Tahun 2024?

  • Turki
  • Al-Aqsa
  • Dubai
  • Mesir
  • Maroko
  • Andalusia
  • Yordania
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement